Header Ads

test

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang Masalah
Masa pubertas merupakan masa peralihan dan masa kanak-kanak ke masa remaja yang mana pada masa ini banyak terjadi perubahan-perubahan baik dan segi jasmani maupun rohani, selain sekolah rumah merupakan tempat pertama seorang anak mendapatkan suatau pendidikan baik pendidikan umum maupun agama.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia dapat menumbuhkan berbagai potensi yang dimilikinya guna memenuhi kebutuhan sekaligus meraih kemajuan di dalam kehidupan. Pendidikan yang diberikan kepada anak tidak hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan dunia saja. tetapi yang tidak kalah penting adalah ilmu untuk akhirat.
Pendidikan Islam adalah “rangkaian proses yang sistematis, terencana dan komprehensif dalam upaya menstranfer nilai-nilai kepada anak sehingga anak didik mampu melaksanakan tugasnya di permukaan bumi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan nilai-nilai ilahiah yang didasarkan pada al Qur’an dan hadis Nabi”. (Nizar, 2000:60)
Berdasarkan proses pendidikan yang komprehensif atau menyeluruh dan segala aspek, baik kognitif, afektif dan psikomotor, aspek keimanan, akhlak soial komasyarakatan dan dapat dikembangkan semaksimal mungkin agar terealisasi hakikat penciptaan manusia yaitu sebagai hamba Allah SWT dan sebagai khalifah dalam mengatur bumi.
Tujuan pendidikan Islam tidak hanya untuk kehidupan akhirat tetapi juga untuk kehidupan di dunia. sehagai mana yang telah dijelaskan dalam Alquran dan hadist sebagai pedoman hidup manusia. Dengan berpedoman kepada Al-quran dan hadist itulah bisa mendapat kehahagiaan dunia dan akhirat.
Tujuan pendidikan Islam yang dirumuskan oleh ( Natsir, 1979:79) mengemukakan, bahwa tujuan hidup manusia memperhambakan diri kepada Allah, berarti menjadi hamba Allah dan inilah tujuan kita di dunia, yang berarti tujuan pendidikan yang wajib diberikan kepada anak-anak sedang menghadapi kehidupan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan hidup manusia adalah semata-mata untuk untuk menyembah Allah hukan yang lain, dari sanalah diambil tujuan Pendidikan Agama Islam yang diberikan kepada peserta didik di dalam menjalani kehidupannya.
Pendidikan agama di sekolah sangat penting, di mana pendidikan agama merupakan kebutuhan bagi umat manusia dalam mengcmbangkan potensi agamanya Oleh sehab itu pendidikan agama diberikan di setiap jenjang pendidikan dan dimasukkan dalam kurikulum sekolah mulai dan tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, baik sekolah agama maupun sekolah umum.
Proses pembelajaran pendidikan agama di sekolah umum hanya sedikit dibanding dengan sekolah agama dan di samping itu waktu anak didik di sekolah hanya sedikit, dan waktunya lebih banyak di luar sekolah. Jadi lingkungan luar atau masyarakat lebih banyak berpengaruh terhadap mereka. Jika dilihat keadaan generasi kita pada saat sekarang ini, sebagian besar sudah dinina bobokan dengan budaya asing yang datang, apalagi dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih yang mengakibatkan mereka terlena dengan kemajuan tersebut.
Peranan pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan dalam hal ini, karena pendidikan agama sangat berperan sekali dalam kehidupan seseorang. Di sini akan tampak perbedaan antara anak yang mendapat pendidikan agama dan bimbingan baik terutama dan orang tua. Maka untuk mengatasi hal yang demikian disinilah pentingnya pendidikan agama di sekolah terutama terhadap anak didik yang kurang mendapat pendidikan agama di lingkungan keluarganya.
Remaja dikenal sebagai salah satu tahap perkembangan fisik ketika alatalat kelamin manusia mencapai kematangannya secara anatomis. Masa remaja merupakan masa peralihan dan masa kanak-kanak ke masa remaja. Di masa remaja ini merupakan masa yang sangat rentan terhadap hal-hal yang mereka temui.
Remaja merupakan salah satu masalah pokok yang senantiasa menjadi topik pembicanaan dan zaman ke zaman, karena remaja merupakan masa di mana masa ini para remaja mengalami perubahan diantaranya perubahan jasmani dan rohani yang menyangkut perubahan seksual dan perkembangan fisik serta moral. Akibat dan perubahan-perubahan jasmani akan menimbulkan perubahan pada kestabilan rohani yang mengakibatkan kegoncangan kejiwaan pam remaja tersebut, yang sering diistilahkan dengan kenakalan remata, di sinilah peranan orang tua dan masyarakat sangat besar sekali terutama bagi seorang pendidik.
Guru agama bertanggung jawab dalam memberikan pembinaan terhadap peserta didik yang mengalami masa pubertas. Agar anak didik benar-benar mengetahui dan memahami nilai-nilai ajaran agama dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat melahirkan peserta didik yang memiliki prilaku keberagamaan yang baik dan hidup sesuai dengan tuntunan syari’at Islam.
Fenomena yang kita jumpai di lapangan saat ini merosotnya nilai atau memudamya agama pada usia remaja. Merubah kehidupan atau corak remaja yang seperti itu yang sudah jauh dan norma-norma agama, adat dan budaya yang intinya menuntut ononomi daerah, perlu usaha-usaha dilakukan oleh pengelola lembaga pendidikan (sekolah) setempat. Sebab merubah suatu keadaan hukanlah kewajiban Allah Swt. melainkan suatu ikhtiar yang dilakukan manusja. Firman Allah Swt dalam surat A1-Mujadilah ayat 11.
 
Artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga merekalah yang merubah apa yang ada pada diri mereka

Allah telah menerangkan kepada manusia, bahwa untuk menentukan suatu perubahan adalah manusia itu sendiri. Karena Allah tidak akan mengubah nikmat yang teiah diberikan kepada suatu kaum dan dihulangkannya dan mereka sehingga mereka sendiri yang mengubahnya.
Perubahan itu dilakukan oleh pendidik dengan memberi nuansa Islam kepada peserta didik, di samping pendidik harus punya sifat lemah lembut, juga memerlukan sarana dan prasarana, baik berupa strategi, metode dan materi yang akan menunjang keberhasilan pendidikan tersebut khususnya di sekolah yang bersifat umum.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan hahwa di SMP Negeri 1 Tigo Lurah penulis lihat saat mi adalah guru pendidikan Agama Islam telah melakanakan bimbingan terhadap siswa yang sudah memasuki masa pubertas, bimbingan yang diberikan oleh guru adalah mengarahkan, memberi nasehat. contoh serta penyuluhan tentang masa pubertas.
Dilihat saat ini siswa di SMP Negeri 1 Tigo Lurah khususnya Kelas VIII sudah banyak siswanya yang melanggar dalam peraturan seperti ketahuan pacaran, membawa gambar porno, siswa kurang membatasi layaknya etika pergaulan antara laki-laki dan perempuan, berkata-kata tidak sopan kepada guru, banyaknya siswa yang merokok dan dalam belajar siswa sering melamun, bersolek-solek, pada masa inilah sangat dituntut peran guru untuk mengarahkan dan membimbing siswa dalam menjaga diri dalam pergaulan. (Wawancara, 1 Agustus 2012, Anirma, Gum PAl)
Berdasarkan permasalahan itulah maka akan membahas tentang bagaimana pentingnya guru Pendidiakan Agama Islam untuk untuk membimbing siswa pada masa pubertas, dalam sebuah karya ilmiah, dengan judul : “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membimbing Siswa pada Masa Pubertas Kelas VIII SMP Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok”.

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang akan dibahas maka akan mengidentifikasi tentang keterkaitan antara permasalahan yang sedang dibahas dengan permasalahan lain. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini berkenaan dengan:
1. Banyaknya penyalahgunaan teknologi oleh siswa pada masa pubertas
2. Terjadi kenakalan siswa pada masa pubertas
3. Kurangnya akhlak siswa dalarn bergaul pada masa pubertas
4. Susahnya memberikan arahan kepada siswa pada masa pubertas

C.    Batasan Masalah
Supaya lebih jelas penelitian ini serta untuk menghilangkan kesimpangsiuran dalam pembahasan juga untuk meridapat gambaran yang jelas maka penulis akan membatasi permasalahan yang akan dipecahkan sebagai berikut:


1.      Bentuk-bentuk bimbingan yang diberikan Guru Pendidikan Agama Islam kepada siswa pada masa pubertas Kelas VIII SMP Negeri 14 Sijunjung Kabupaten Sijunjung.
2.      Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam membimbing siswa pada masa pubertas Kelas VIII SMP Negeri 14 Sijunjung Kabupaten Sijunjung.
3.      Kendala Guru Pendidikan Agama Islam dalam membimbing siswa pada masa pubertas Kelas VIII SMP Negeri 14 Sijunjung Kabupaten Sijunjung.

D.    Rumusan Masalah
Supaya tidak terlalu luas pembahasan dalam penelitian ini maka penulis merumuskan sebagai berikut Bagaimanakah Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membimbing Siswa pada Masa Pubertas Kelas VIII SMP Negeri 14 Sijunjung Kabupaten Sijunjung?

BAB II
LANDASAN TEORETIS

A.    Guru Pendidikan Agama Islam
  1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
Sedangkan menurut Shaleh, (2000: 31) Pendidikan agama Islam yaitu usaha sadar untuk menyiapkan  peserta didik dalam meyakni, memahmi, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Berdasarkan pengertian diatas ada beberapa hal yang yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pendidikan agama Islam, yaitu:
a.       Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar akan tujuan yang hendak dicapai
b.       Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing, diajari dan atau dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman. penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama Islam
c.       Pendidik atau Gum Pendidikan Agama Islam (GPAI) yang melakukan kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan tertenrti
d.      Kegiatan pendidikan agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman. penghayatan dan pengalaman ajaran agama Islam dan peserta didik yang disamping untuk membentuk keshalehan sosial. Menurut Muhaimi (1996:2)
Pendidikan agama Islam secara umum bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa pendidikan agama Islam merupakan suatu usaha yang  dilakukan oleh pihak dalam menyiapkan peserta didik yang benar-benar memahami ajaran agama Islam serta dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Kompetensi Guru PAI
Kompetensi adaLah kecakapan atau kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai tujuan guru yang telah dirumuskan. Kompetensi akan terwujud dalam penguasaan pengetabuan dan perbuatan secara rofesional dalam menamkan kewajiban dan tugasnya.
Menurut Sardiman (2007: Kompetensi guru adalah pengetahuan, keterampilan sikap dan  nilai-nilai yang direfleksikan atau diwujudkan dalam kebiasaan berfikir bertindak. Dalam mengelola kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki dua modal yakni kemampuan mendasain program dan keterampilan mengomunikasikan program itu kepada anak didik.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, ada empat kompetensi guru yaitu:
1)      Kompetensi pedagogik
Pedagogik adalah kemampuan pengelolaan pengajaran peserta didik, kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanan pembelajaran evaluasi hasil belajar  dan pengembangan berbagai potensi yang dimilikinya.
2)      Kompetensi kepribadian
Guru merupakan sosok yang memiliki kepribadian yang berakhak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan dan panutan yang harus ditiru oleh peserta didik. Kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian yaitu:
(1)     Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianut
(2)     Kemampuan untuk menghormati dan mengatasi antar umat beragama
(3)     Kemampuan yang berlaku sesuai dengan norma, dan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat
(4)     Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai guru
(5)     Bersifat demorkatis dan terbuka terhadap pembaharuan dan kritik.
3)      Kompetensi profesional
Kompetensi professional adalah kompetensi atau kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kemampuan yang berbuhungan dengan kompetensi adalah:
(1)     Kemampuan untuk menguasai landasan pendidikan
(2)     Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan
(3)     Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran
(4)     Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran
(5)     Kemampuan dalam merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar
(6)     Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran  
(7)     Kemampuan dalam unsure-unsur penunjang
4)      Kempetensi social kemasyarakatan
Kompetensi mi berhubungan dengan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, bersama guru, orang tua/wali peserta didik, masyarakat dan makhluk sosial yang meliputi.
(1)     Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan professional
(2)     Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan
(3)     Kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun secara kelompok
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan hahwa tugas seorang guru tersebut tidak hanya sebatas memberikan materi saja tetapi tugas scorang guru tersebut juga harus bisa memberikan binbingan dan mengenal serta memahami setiap perkembaugan peserta didik.

  1. Syarat-syarat Guru PAI
Guru harus memiliki ciri-ciri atau syarat-syarat sebagai seorang guru yang baik Attiyah menunit Marimba (1987: 19) menyebutkan tujuh sifat yang harus dimiliki oleh seseorang guru dalam Islam adalah:
1)      Bersifat Zuhud, dalam arti tidak mengutamakan kepentingan materi dalam melaksanakan tugasnya, namun lebih mengutamakan peroleh ridho Allah.
2)      Berjiwa bersih dan dan terhindar dan sifat-sifat akhlak buruk, bersih secara fisik dan atau jasmani dan rohani.
3)      Bersifat ikhlas dalam sifat mendidik.
4)      Bersifat pemaaf, sebagai manusia biasa guru juga tidak terlepas dan sifat pemarah, tidak senang dan sejenisnya.
5)      Bersifat kebapaan, dalam hal ini guru harus menyempatkan dirinya sebagai pelindung yang mencintai muridnya.
6)      Berkemampuan memahami bakat, tabiat dan peserta didik.
7)      Menguasai bidang studi yang akan diajarkan atau dikembangkan.
Sifat yang disebutkan diatas hanyalah sebagian dan sekian banyak sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru, agar fungsi dan tugas seorang guru dapat berjalan dengan lancar. Sifat dan kemampuan lain misalnya harus kreatif, keteladanan dan sebagainya.

  1. Peranan Guru PAl dalam membimbing siswa
Marimba (1987: 19) membenikan penjelasan, bahwa tugas pendidik dalam pendidikan Islam adalah membimbing dan mengenal kebutuhan atau kesanggupan peserta didik, menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses pendidikan, menambah dan mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki guna ditranformulasikan pada neserta didik serta senantiasa membuka diri terhadap kekurangan dan keiemahannya.
Guru pendidikan Agama Islam mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap perkembangan kepribadian setiap peserta didik. karena pada masa ini setiap peserta didik membutuhkan bimbingan dan arahan oleh guru Pendidikan Agama Islam baik itu berupa arahan, nasehat dan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun tugas guru bila dipahami, maka tugas guru adalah tidak sebatas dinding sekolah, tetapi juga penghubung antara sekolah dan masyarakát. Menurut Ramayulis, (2002: 32) tugas seorang guru adalah:
a.       Membimbing, guru harus membina peserta didik kearah perdamaian berfikir yang kreatif dan inovatif.
b.       Penghubung, antara sekolah dengan masyarakat setelah peserta didik tamat belajar di suatu sekolah, guru harus menjadi contoh dalam melaksanakan peraturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah,
c.       Penegak disiplin, guru harus menjadi contoh dalam melaksanakan peraturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah.
d.      Administrator, seorang guru harus mengerti dan melaksanakan urusan tata usaha terutama yang berhubungan dengan administrasi pendidikan.
e.       Profesi, seorang guru harus bekerja professional dan menyadari benar pekerjaannya sebagai amanah dari Allah.
f.        Perencanaan kurikulum, guru harus berpartisipasi aktif dalam penyusunan kurikulum, karena guru yang lebih tahu kebutuhan peserta didik.
g.       Pemimpin, guru hrus membimbing peserta didik dalam pengalaman belajar.
h.       Fasilitator pembelajaran, guru harus bertugas membimbing dalam mendapatkan pengalaman belajar, membantu kesulitan helajar dan melanjarkan pembelajaran.
i.         Motivator, guru harus memberikan dorongan dan niat yang ikhlas karena Allah dalam belajar.
j.         Organisatoris, guru harus dapat mengorganisir kegiatan belajar peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah.
k.       Manusia sumber, guru harus menjadi sumber informasi yang dibutuhkan peserta didik.
l.         Manager, guru hanis berpartisipasi dalam nanagemen di sekolahnya baik yang bersifat kurikulum maupun di luar kurikulum

Peran utama guru adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan hati manusia untuk bertaqarrub kepada Allah. Sejalan dengan ini Abdurrahaman al-Nahlawi menyebutkan bahwasanya dalam menjalankan tugasnya guru hendaknya mencontoh peranan yang dilakukan oleh para nabi dan pengikutnya, di samping kedudukannya sebagai pengganti nabi. Tugas mereka yang utama adalah mengkaji dan menaar ilmu ilahi, sesuai dengan firman Allah Surat Ali Imran ayat 76
4n?t/ ô`tB 4nû÷rr& ¾ÍnÏôgyèÎ/ 4s+¨?$#ur ¨bÎ*sù ©!$# =ÅsムtûüÉ)­GßJø9$# ÇÐÏÈ  
Artinya : (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, Maka Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.

Kemudian juga terdapat dan surat al-Baqarah ayat 129.
$uZ­/u ô]yèö/$#ur öNÎgÏù Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Gtƒ öNÍköŽn=tæ y7ÏG»tƒ#uä ÞOßgßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur öNÍkŽÏj.tãƒur 4 y7¨RÎ) |MRr& âƒÍyèø9$# ÞOŠÅ3ysø9$# ÇÊËÒÈ  
Artinya :  Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

Ayat ini menafsirkan tentang permohonan Nahi Ibrahim kepada Allah swt. untuk kehadiran seorang rasul yang menyampaikan tuntunan Allah swt, yakni membaca al-Qur’an. Selanjutnya permohonan mengajarkan makna dan pesan-pesannya, kemudian pengetahuan yang menghasilan kesucian jiwa dan ini berakhir dengan pengalaman sesuai dengan tuntutan Allah Swt.
Berdasarkan uraian di atas maka maka dapat disimpulkan bahwa fungsi dalam tugas guru agama sangatlah berat dan dituntut memiliki tingkat keprofesionalan yang matang, sesuai dengan persyaratan yang harus dimiliki guru. Fungsi, tugas dan tanggung jawab guru agama bukan sekedar memberikan materi dan arahan di depan kelas melainkan guru tersebut melaksanakan pembinaan pendidikan dan pengajaran baik di dalam maupun di luar kelas, memberikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya mengorbankan pemikiran, memberikan dan membawakan contoh kepribadian luhur, dimana di lingkungan sekolah guru agama merupakan orang yang utama yang bertugas dan bertanggung jawab dalam pembinaan etika, moral dan akhlak siswa sesuai dengan tujuan yang dicapai dalam pendidikan.

B.     Masa Pubertas
  1. Pengertian Masa Pubertas
Menurut Soejanto (2005: 171) Masa pubertas adalah masa peralihan dan masa anak-anak ke masa remaja/pemuda. Pada masa ini seorang anak mulai adanya perubahan pada dirinya, perubahan itu terjadi seiring dengan adanya pertumbuhan badan dan umumya. Perubahan itu bisa dalam bentuk sifat dan prilakunya, dan juga dalam bentuk ciri-ciri fisik atau bentuk tubuh.
Remaja dikenal sebagai salah satu tahap perkembangan fisik, ketika alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya secara anatomis. Masa remaja merupakan masa peralihan dan masa kanak-kanak ke masa remaja. Di masa remaja ini merupakan masa yang sangat rentan terhadap hal-hal yang mereka temui.
Puber atau remaja, masa inilah yang benlangsung paling lama antara kedua fase kanak-kanak samapai masa dewasa, dan merupakan inti dan seluruh masa muda, karena itu masa pemuda sering juga disebut masa remaja. Bagi anak putri, disebut gadis remaja dan bagi anak putra disebut bujang remaja atau remaja saja. Menurut Hurlock (1998: 184) memberikan pengertian pubertas adalah ‘suatu tahap dalam perkembangan di mana teadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi, yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan emosi dan psikolgis.
Berdasarkan pendapat.ahli di atas dapat di analisa bahwa pubertas adalah suatu masa yang menunjukkan perubahan fisik dan prilaku yang terladi pada individu secara seksual menjadi matang mampu memberikan keturunan.

  1. Ciri-Ciri Masa Pubertas
Menurut Soejanto, 2005: 172) perbedaan itu ialah:
a.       Ciri kelamin primer
Yaitu ciri-ciri, yang pertama-tama menampakkan diri dan luar:
1.      Pada saat itu kelenjar anak putra mulai menghasilkan cairan terdiri atas sel-sel sprema dan bagi anak putri kelenjar kelam mulai menghasilkan sel telur.
2.      Anak putra mengalami polusi pertama, dan anak putri mulai mengalanii menstruasi, yang berlangsung sebulan sekali.
3.      Tubuh berkembang dengan luar biasa, sehingga tampak seakan tidak harmonis dengan anggota badan yang lain. Anak dadanya bertambah bidang dengan otot-otot yang kuat dan putri pinggulnya mulai melebar.


b.       Ciri-ciri kelamin sekunder.
Ciri-cirinya antara lain, ialah:
1.      Mulai tumbuhnya rambut-rambut bam di tempat-tempat baru pada anak putri maupun anak putra.
2.      Anak putra lebih banyak, bernafas dengan perut, sedang anak lebih banyak bernafas dengan dadanya.
3.      Suaranya mulai berubah / parau
4.      Wajah anak putra lebih tampak persegi dan wajah anak Pu bih tampak membulat.
c.       Ciri-ciri kelamin tertier.
Ciri-cirinya antara lain, ialah:
1.      Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah, sehingga cara jalan pun mengalami perubahan. Demikian pula cara bergerak anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki tampak lebih kaku dan kasar, sedang anak perempuan tampak lebih canggung
2.      Mulai tahu menghias din, baik anak putra maupun anak perempuan. Mereka berusaha menarik perhatian dengan memamerkan perkembangannya, tetapi malu-malu.
3.      Sikap batinnya kembali mengarah ke dalam (intravert) mulai percaya pada dirinya sendiri.
4.      Perkembangan tubuhnya, mencapai kesempurnaan dan kembali harmonis. Kesehatan pada anak masa ini sangat kuat.
Dengan tercapainya kesempumaan pertumbuhan jasmani ini, maka siaplah mereka memasuki dunia baru, yaitu dunia dewasa. Tubuh jasmaninya telah masak untuk masuk kembali ke dunia lain jenis, dunia perkawinan. Juga mereka siap untuk memasuki dunia yang luas, yaitu dunia masyarakat. (Soejanto, 2005: 172)

  1. Karakteristik Remaja pada Masa Pubertas
Perubahan-perubahan fisik yang paling banyak pengaruhnya pada masa anak-anak adalah ketika ia akan memasuki masa remaja atau masa pubertas. Menurut Hurlock (1998: 192) Adapun sifat-sifat remaja pada masa pubertas dapat dilihat dan beberapa bentuk:
a.       Perubahan sikap dan prilaku
1.      Ingin menyendiri, kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi, anak-anak biasanya menarik diri dan teman-teman dan dan berbagai kegiatan keluarga dan sering hertengkar dengan teman-teman, anak puber sering melamun, dan menyendiri.
2.      Bosan, anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial dan kehidupan apda umumnya, akibatnya anak sedikit sekali bekerja sehingga prestasinyanya menurun, anak menjadi terbaiasa untuk tidak mau berprestasi khususnya, karen seningnya timbulnya perasaan akan keadaan fisik yang tidak normal.
3.      Inkoordinasi, pertumbuhan pesat dan tidak keseimbangan nempengaruhi pola koordinasi gerakan dan anak akan merasa janggal selama beberapa waktu, setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap
4.      Terlalu sederhana, perubahan tubuh yang terjadi selama masa pubertas menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang lain akan memperhatikan perubahan yang dialami dan memberi komentar.
5.      Hilangnya kepercayaan diri, anak remaja yang terjadi sangat yakin pada din sendiri sekarang menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi dan orang tua dan teman-temannya.
b.      Perubahan dan segi Emosi
Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecendrungan untuk menangis merupakan ciri-ciri bagaian dan masa puber, pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah, dengan semakin matangnya keadaan fisik anak, lambat laun berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.
c.       Perubahan dan segi Sosial
Anak pubertas seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menentang, permusuhan akan terbuka antara dua lawan jenis, dengan benlanjutnya masa pubertas, anak kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain.
Dan uraian di atas maka dapat di analisa bahawa perubahan sifat-sifat pada remaja yang mengalami pubertas tidak selamanya sifat itu buruk atau jelak, pada saat anak mengalami pubertas memang akan mengalami beberapa sifat-sifat atau prilaku yang kurang baik, namun sering dengan berjalannya waktu, maka remaja akan mengalami kematangan jiwa dan kematangan dalam bersikap dan berprilaku.

  1. Kehidupan remaja dalam Kelompok Sosialnya
Problema yang dihadapi oleh remaja dalam kehidupan sosialnya adalah:
1.      Problema dalam kehidupan social remaja
Secara umum kehidupan social yang berarti pada kehidupan kelompok remaja adalah hubungan dengan pergroupnya kelompok remaja juga berada dalam konteks masyarakat luas dan kompleks
1)      Orang tua dan remaja tidak mempergunakan bahasa yang sama, sehingga sering menimbulkan salah paham
2)      Karakter kesibukan masing-masing seringkali komunikasi antara orang tua remajanya hanya terjadi dalam waktu yang singkat dan lebih banyak bersifat formal
3)      Dalam keluarga seringkali remaja kurang diberi kesempatan dan kebebasan dalam mengembangkan kreativitasnya
4)      Perbedaan kepentingan seringkali remaja kurang diberi kesempatan ( Hartinah. 2008: 146)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan seorang anak karena lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama kali ditemui oleh anak, dan juga kedua orang tua menjadi pemimpin bagi anak-anaknya, oleh kama itu orang tua juga harus bisa memahami dan memberikan pengertian terhadap anak terutama anak yang sedang mengalami pubertas.

  1. Metode Membentengi Siswa di Masa Pubertas
Beberapa cara atau metode yang tepat dan baik bagi remaja yang mengalami masa pubertas, menurut Arifin (2008: 103) mengemukakan beberapa metode dalam membentengi siswa di masa pubertas yaitu:
1.      Menunjukkan bahwa pembina memahami mereka
Seorang pembina jiwa harus memahami binaannya. Tidaklah biaksana kalau mengabaikan perasaan dan pertarungan jiwa yang mereka alami
2.      Membina secara konsultasi
Hendaknya setiap pembina agama menyadari bahwa yang akan. dibina itu adalah jiwa yang tak terlihat, tak dapat dipegang atau diketahui secara langsung.  
3.      Mendekatkan agama kepada kehidupan
Hukum dan ketentuan agama itu perlu diketahui oleh para reraja binaan akan tetapi, hal yang lebih penting lagi aalah menggerakkan hati mereka secara otomatis untuk mematuhi hukum dan ketentuan agama.  

  1. Metode Islam Membina Akhlak Remaja
Menurut Ulwa (1990:20)  ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu:
1)      Metode ketaladanan
Manusia sebagai makhluk social dia hidup membutuhkan manusia yang lain. Selain untuk memenuhi kebutuhan juga membutuhkan orang lain untuk ditiru atau dan diteladani pebuatannya agar dapat dipedomani dan dijadikan acuan untuk dikagumi.
Metode keteladanan akan mengarahkan peserta didik atau anak asuh sesuai dengan karakter dan sifat yang diteladani dan untuk umat Islam teladan yang paling baik adalah Rasulullah SAW. Karena beliau merupakan uswatun hasanah yang segala sikap perbuatannya tidka tedepas dan petunjuk SWT, surat al-Hijr ayat 88:
Ÿw ¨b£ßJs? y7øt^øtã 4n<Î) $tB $uZ÷è­GtB ÿ¾ÏmÎ/ $[_ºurør& óOßg÷YÏiB Ÿwur ÷btøtrB öNÍköŽn=tã ôÙÏÿ÷z$#ur y7yn$uZy_ tûüÏZÏB÷sßJù=Ï9 ÇÑÑÈ  
Artinya :    Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.

Berdasarkan ayat di atas jelas bhwa akhlak atau budi yang baik tidak hanya didapatkan dengan pelajaran, pendidikan, interaksi, dan larangan, namun akhlak itu dapat dibentuk melalui sikap keteladanan.  
Akhlak Nabi Muhammad SAW sangat mulai baik kepada musuh apalagi kepada umat Islam. Oleh karena itu, keteladanan merupakan hal yang harus diperhatikan bagi setiap orang tua, pendidik atau pengasuh
2)      Metode dengan kebiasaan
Pembinaan dengan metode pembiasaan adalah dengan membiasakan anak melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, hermanfaat sesuai dengan nilai-nilai Islam sejak dini. Pembiasaan mi diterapkan bersama-sama dengan contoh sikap orang tua (keteladanan).
Pemhiasaan akan tercipta jika memiliki kebiasaan dan ketekunan di dalamnya. Hal itu akan membuahkan hasil yang baik pada akhirnya masa kanak-kanak, karena masa egosentris akan berakhir dan sikap social positif mulai berkembang.
Dan uraian di atas dapat dipahami, bahwa peranan orang tua sangat penting dalam menciptakan suasana yang kondusif, yang memberikan contoh teladan yang nyata.  
3)      Metode dengan nasehat
Nasehat merupakan sarana yang mengatasi problem berdasarkan kepada pengetahuan dan pengalaman serta berdasarkan kepada perasaan.
Sehubungan dengan nasehat itu.Allah SWT berfirman dalam surat Luqman ayat 13:
øŒÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏètƒ ¢Óo_ç6»tƒ Ÿw õ8ÎŽô³è@ «!$$Î/ ( žcÎ) x8÷ŽÅe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOŠÏàtã ÇÊÌÈ  
Artinya :    Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Asbhabun nuzul dan ayat di atas adalah Allah menegaskan dengan ayat ini diturunkan berkenaan dengan nasehat Rasulullah kepada para sahabat tempat wasiat Luqhman kepada anaknya.
Metode nasehat ini besar pengaruhnya dalam pendidikan agama anak maka sebaiknya para orang tua dalam mendidik anaknya menggunakan metode nasehat mi terutama sekeli dalam menanamkan akidah, menyuruh anak ibadah, mendorong anak-anak tersebut berbuat kebaikan dan mencegah anak-anak itu berbuat kesalahan dengan nasehat dan hati ke hati.
4)      Metode dengan perhatian
Metode dengan perhatian ini merupakan mencurahkan perhatian oleh orang tua kepada anak-anaknya dengan memperhatikan dan mengamati perkembangannya baik dalam hal pembinaan akidah dan akhlak.
Jika anaknya melakukan sesuatu kesalahan yang segera mendapat peringatan berupa teguran, nasehat, karena tidak ada orang itu secara fitrah ingin mencelakakan anaknya sendiri. Bahkan diperintahkan oleh Allah SWT untuk menjaga dan memeliharanya. Sebagaimana firman Allah SWT untuk menjaga dan memeliharanya dalam surat Al-Tahrim ayat 6:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ  
Artinya :    Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Dan ayat di atas jelas bahwa orang-orang yang percaya kepada Allah SWT dan rasul—Nya hendaknya sebagian dari kamu memberitahukan kepada sebagian yang lain, apa yang dapat menjaga dirimu dan api neraka dan menjauhkanmu dan padanya, yaitu ketaatan kepada Alah dan menuruti segala perintah-Nya.
5)      Metode dengan memberi hukuman
Metode ganjaran dan hukuman merupaian metode pendidikan yang telah umum dipakai oleh kalangari pndidik. Hukuman merupakan metode yang bersifat umum mendorong dan memotivasi anak atau peserta didik agar giat dan aktif dalam meningkatkan pestasi. Dengan adanya hukuman yang diberikan, diharapkan anak atau peserta didik mengetahui dan menyadari kesalahan dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Dalam Al-Qur’an terdapat ganjaran atau hukuman bagi manusia yang beriman maupun yang ingkar kepada Allah SWT.




















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Reseach) dalam bentuk deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan suatu yang sesuai dengan yang ada. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menggambarkan suatu gejala, peristiwa, atau kejadian yang terjadi di masa sekarang, dengan kata lain penelitian mengambil masalah atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual seperti adanya pada saat penelitian dilakukan. (Arikunto, 1992: 40)
Pendekatan deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data yang di daiamnya terdapat aspek penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian denga lebih mengutamakan penguraian atau penggambaran secara tertulis, tanpa menggunakan angka-angka atau statistik

B.     Lokasi Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan di Kelas di SMP 1 Rangkiang Luluih Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok. Penulis melakukannya dengan mengadakan penelitian langsung ke sekolah tersebut. Sekolah tersebut terletak di kompleks Rangkiang Luluih.


C.    Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data primer dan data sekunder. yang menjadi data primer adalah Guru Pendidikan Agama islam SMP Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok berjumlah 2 orang dan siswa kelas Kelas VIII SMP Negeri 1 Tigo Lurah berjumlah 10 orang. Sedangkan data sekunder adalah Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok dan Pegawai/Karyawan SMP Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok, serta guru umum.

D.    Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini penulis mengadakan penelitian lapangan. IJntuk mendapatkan penelitian lapangan. Untuk mendapatkan data objektif dan mudah mendapatkannya maka penulis memakai alat pengumpulan data sebagai berikut:
  1. Observasi
Observasi seringkali diartikan sebagai suatu aktiva yang sempit. yak.ni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
  1. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog (interviuwer) untuk memperoleh informasi dan terwawancara (interviuwer). Interviu akan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk menilai data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, sikap terhadap sesuatu.
Wawancara ini dilakukan terhadap Guru Pal di SMPN 1 Tigo Lurah Siswa Kelas VIII. Kepala Sekolah dan Pegawai/Karyawan SMP Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok
  1. Dokumentasi
Dokumentasi, dan asal katanya dokumen, yang artinya barang- barang tertulis. Di dalam melaksanakan medode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. (Arikunto, 2006: 158)
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya.

E.     Teknik Analisa Data
Penulisan skripsi mi penulis menggunakan pengolahan data secara kualitatif yaitu “penguraian atau penggambaran secara tertulis, tanpa mengguna kan angka-angka atau statistik.

Tidak ada komentar