CONTOH PROPOSAL SKRIPSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Masalah
Masa pubertas merupakan masa
peralihan dan masa kanak-kanak ke masa remaja yang mana pada masa ini banyak terjadi
perubahan-perubahan baik dan segi jasmani maupun rohani, selain sekolah rumah
merupakan tempat pertama seorang anak mendapatkan suatau pendidikan baik
pendidikan umum maupun agama.
Pendidikan merupakan hal yang sangat
penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia dapat menumbuhkan
berbagai potensi yang dimilikinya guna memenuhi kebutuhan sekaligus meraih
kemajuan di dalam kehidupan. Pendidikan yang diberikan kepada anak tidak hanya
sekedar memberikan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan dunia saja. tetapi
yang tidak kalah penting adalah ilmu untuk akhirat.
Pendidikan Islam adalah “rangkaian
proses yang sistematis, terencana dan komprehensif dalam upaya menstranfer
nilai-nilai kepada anak sehingga anak didik mampu melaksanakan tugasnya di permukaan
bumi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan nilai-nilai ilahiah yang didasarkan
pada al Qur’an dan hadis Nabi”. (Nizar, 2000:60)
Berdasarkan proses pendidikan yang
komprehensif atau menyeluruh dan segala aspek, baik kognitif, afektif dan
psikomotor, aspek keimanan, akhlak soial komasyarakatan dan dapat dikembangkan
semaksimal mungkin agar terealisasi hakikat penciptaan manusia yaitu sebagai
hamba Allah SWT dan sebagai khalifah dalam mengatur bumi.
Tujuan pendidikan Islam tidak hanya
untuk kehidupan akhirat tetapi juga untuk kehidupan di dunia. sehagai mana yang
telah dijelaskan dalam Alquran dan hadist sebagai pedoman hidup manusia. Dengan
berpedoman kepada Al-quran dan hadist itulah bisa mendapat kehahagiaan dunia
dan akhirat.
Tujuan pendidikan Islam yang
dirumuskan oleh ( Natsir, 1979:79) mengemukakan, bahwa tujuan hidup manusia
memperhambakan diri kepada Allah, berarti menjadi hamba Allah dan inilah tujuan
kita di dunia, yang berarti tujuan pendidikan yang wajib diberikan kepada
anak-anak sedang menghadapi kehidupan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa tujuan hidup manusia adalah semata-mata untuk untuk menyembah
Allah hukan yang lain, dari sanalah diambil tujuan Pendidikan Agama Islam yang
diberikan kepada peserta didik di dalam menjalani kehidupannya.
Pendidikan agama di sekolah sangat
penting, di mana pendidikan agama merupakan kebutuhan bagi umat manusia dalam
mengcmbangkan potensi agamanya Oleh sehab itu pendidikan agama diberikan di
setiap jenjang pendidikan dan dimasukkan dalam kurikulum sekolah mulai dan
tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, baik sekolah agama maupun sekolah
umum.
Proses pembelajaran pendidikan agama
di sekolah umum hanya sedikit dibanding dengan sekolah agama dan di samping itu
waktu anak didik di sekolah hanya sedikit, dan waktunya lebih banyak di luar
sekolah. Jadi lingkungan luar atau masyarakat lebih banyak berpengaruh terhadap
mereka. Jika dilihat keadaan generasi kita pada saat sekarang ini, sebagian
besar sudah dinina bobokan dengan budaya asing yang datang, apalagi dengan
adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih yang mengakibatkan mereka terlena
dengan kemajuan tersebut.
Peranan pendidikan agama Islam sangat
dibutuhkan dalam hal ini, karena pendidikan agama sangat berperan sekali dalam
kehidupan seseorang. Di sini akan tampak perbedaan antara anak yang mendapat
pendidikan agama dan bimbingan baik terutama dan orang tua. Maka untuk
mengatasi hal yang demikian disinilah pentingnya pendidikan agama di sekolah
terutama terhadap anak didik yang kurang mendapat pendidikan agama di
lingkungan keluarganya.
Remaja dikenal sebagai salah satu
tahap perkembangan fisik ketika alatalat kelamin manusia mencapai kematangannya
secara anatomis. Masa remaja merupakan masa peralihan dan masa kanak-kanak ke
masa remaja. Di masa remaja ini merupakan masa yang sangat rentan terhadap
hal-hal yang mereka temui.
Remaja merupakan salah satu masalah
pokok yang senantiasa menjadi topik pembicanaan dan zaman ke zaman, karena
remaja merupakan masa di mana masa ini para remaja mengalami perubahan
diantaranya perubahan jasmani dan rohani yang menyangkut perubahan seksual dan
perkembangan fisik serta moral. Akibat dan perubahan-perubahan jasmani akan
menimbulkan perubahan pada kestabilan rohani yang mengakibatkan kegoncangan
kejiwaan pam remaja tersebut, yang sering diistilahkan dengan kenakalan remata,
di sinilah peranan orang tua dan masyarakat sangat besar sekali terutama bagi
seorang pendidik.
Guru agama bertanggung jawab dalam
memberikan pembinaan terhadap peserta didik yang mengalami masa pubertas. Agar
anak didik benar-benar mengetahui dan memahami nilai-nilai ajaran agama dan
mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat melahirkan
peserta didik yang memiliki prilaku keberagamaan yang baik dan hidup sesuai
dengan tuntunan syari’at Islam.
Fenomena yang kita jumpai di lapangan
saat ini merosotnya nilai atau memudamya agama pada usia remaja. Merubah
kehidupan atau corak remaja yang seperti itu yang sudah jauh dan norma-norma
agama, adat dan budaya yang intinya menuntut ononomi daerah, perlu usaha-usaha
dilakukan oleh pengelola lembaga pendidikan (sekolah) setempat. Sebab merubah
suatu keadaan hukanlah kewajiban Allah Swt. melainkan suatu ikhtiar yang
dilakukan manusja. Firman Allah Swt dalam surat
A1-Mujadilah ayat 11.
Artinya
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga merekalah
yang merubah apa yang ada pada diri mereka”
Allah telah menerangkan kepada
manusia, bahwa untuk menentukan suatu perubahan adalah manusia itu sendiri.
Karena Allah tidak akan mengubah nikmat yang teiah diberikan kepada suatu kaum
dan dihulangkannya dan mereka sehingga mereka sendiri yang mengubahnya.
Perubahan itu dilakukan oleh pendidik
dengan memberi nuansa Islam kepada peserta didik, di samping pendidik harus
punya sifat lemah lembut, juga memerlukan sarana dan prasarana, baik berupa
strategi, metode dan materi yang akan menunjang keberhasilan pendidikan
tersebut khususnya di sekolah yang bersifat umum.
Berdasarkan observasi awal yang
dilakukan hahwa di SMP Negeri 1 Tigo Lurah penulis lihat saat mi adalah guru
pendidikan Agama Islam telah melakanakan bimbingan terhadap siswa yang sudah
memasuki masa pubertas, bimbingan yang diberikan oleh guru adalah mengarahkan, memberi
nasehat. contoh serta penyuluhan tentang masa pubertas.
Dilihat saat ini siswa di SMP Negeri 1
Tigo Lurah khususnya Kelas VIII sudah banyak siswanya yang melanggar dalam
peraturan seperti ketahuan pacaran, membawa gambar porno, siswa kurang
membatasi layaknya etika pergaulan antara laki-laki dan perempuan, berkata-kata
tidak sopan kepada guru, banyaknya siswa yang merokok dan dalam belajar siswa
sering melamun, bersolek-solek, pada masa inilah sangat dituntut peran guru
untuk mengarahkan dan membimbing siswa dalam menjaga diri dalam pergaulan.
(Wawancara, 1 Agustus 2012, Anirma, Gum PAl)
Berdasarkan permasalahan itulah maka
akan membahas tentang bagaimana pentingnya guru Pendidiakan Agama Islam untuk
untuk membimbing siswa pada masa pubertas, dalam sebuah karya ilmiah, dengan
judul : “Peranan Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Membimbing Siswa pada Masa Pubertas Kelas VIII SMP Negeri 1 Tigo
Lurah Kabupaten Solok”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
permasalahan yang akan dibahas maka akan mengidentifikasi tentang keterkaitan
antara permasalahan yang sedang dibahas dengan permasalahan lain. Adapun
identifikasi masalah dalam penelitian ini berkenaan dengan:
1. Banyaknya penyalahgunaan teknologi oleh siswa pada
masa pubertas
2. Terjadi kenakalan siswa pada masa pubertas
3. Kurangnya akhlak siswa dalarn bergaul pada masa
pubertas
4. Susahnya memberikan arahan kepada siswa pada masa
pubertas
C.
Batasan Masalah
Supaya lebih jelas penelitian ini
serta untuk menghilangkan kesimpangsiuran dalam pembahasan juga untuk meridapat
gambaran yang jelas maka penulis akan membatasi permasalahan yang akan
dipecahkan sebagai berikut:
1.
Bentuk-bentuk bimbingan yang
diberikan Guru Pendidikan Agama Islam kepada siswa pada masa pubertas Kelas
VIII SMP Negeri 14 Sijunjung Kabupaten Sijunjung.
2.
Langkah-langkah Guru Pendidikan
Agama Islam dalam membimbing siswa pada masa pubertas Kelas VIII SMP Negeri 14
Sijunjung Kabupaten Sijunjung.
3.
Kendala Guru Pendidikan Agama
Islam dalam membimbing siswa pada masa pubertas Kelas VIII SMP Negeri 14
Sijunjung Kabupaten Sijunjung.
D.
Rumusan Masalah
Supaya tidak terlalu luas pembahasan
dalam penelitian ini maka penulis merumuskan sebagai berikut Bagaimanakah
Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membimbing Siswa pada Masa Pubertas
Kelas VIII SMP Negeri 14 Sijunjung Kabupaten Sijunjung?
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Guru Pendidikan Agama
Islam
- Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
Sedangkan menurut Shaleh, (2000: 31)
Pendidikan agama Islam yaitu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakni, memahmi,
menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam
hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional.
Berdasarkan pengertian diatas ada
beberapa hal yang yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pendidikan agama
Islam, yaitu:
a.
Pendidikan agama Islam sebagai
usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang
dilakukan secara berencana dan sadar akan tujuan yang hendak dicapai
b.
Peserta didik yang hendak
disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing, diajari dan
atau dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman. penghayatan dan pengalaman
terhadap ajaran agama Islam
c.
Pendidik atau Gum Pendidikan
Agama Islam (GPAI) yang melakukan kegiatan bimbingan pengajaran dan atau
latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan tertenrti
d.
Kegiatan pendidikan agama Islam
diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman. penghayatan dan pengalaman
ajaran agama Islam dan peserta didik yang disamping untuk membentuk keshalehan
sosial. Menurut Muhaimi (1996:2)
Pendidikan agama Islam secara umum
bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman penghayatan dan pengalaman peserta
didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan pendapat para ahli
tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa pendidikan agama Islam merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh pihak
dalam menyiapkan peserta didik yang benar-benar memahami ajaran agama Islam
serta dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Kompetensi Guru PAI
Kompetensi adaLah kecakapan atau
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai tujuan guru yang telah
dirumuskan. Kompetensi akan terwujud dalam penguasaan pengetabuan dan perbuatan
secara rofesional dalam menamkan kewajiban dan tugasnya.
Menurut Sardiman (2007: Kompetensi guru
adalah pengetahuan, keterampilan sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan atau diwujudkan
dalam kebiasaan berfikir bertindak. Dalam mengelola kegiatan belajar mengajar
guru harus memiliki dua modal yakni kemampuan mendasain program dan
keterampilan mengomunikasikan program itu kepada anak didik.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005, ada empat kompetensi guru yaitu:
1)
Kompetensi pedagogik
Pedagogik adalah kemampuan pengelolaan
pengajaran peserta didik, kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanan pembelajaran evaluasi hasil
belajar dan pengembangan berbagai
potensi yang dimilikinya.
2)
Kompetensi kepribadian
Guru merupakan sosok yang memiliki kepribadian
yang berakhak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan dan panutan yang
harus ditiru oleh peserta didik. Kompetensi yang berhubungan dengan
pengembangan kepribadian yaitu:
(1)
Kemampuan yang berhubungan
dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianut
(2)
Kemampuan untuk menghormati dan
mengatasi antar umat beragama
(3)
Kemampuan yang berlaku sesuai
dengan norma, dan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat
(4)
Mengembangkan sifat-sifat
terpuji sebagai guru
(5)
Bersifat demorkatis dan terbuka
terhadap pembaharuan dan kritik.
3)
Kompetensi profesional
Kompetensi professional adalah
kompetensi atau kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam
berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kemampuan yang
berbuhungan dengan kompetensi adalah:
(1)
Kemampuan untuk menguasai landasan
pendidikan
(2)
Pemahaman dalam bidang
psikologi pendidikan
(3)
Kemampuan dalam penguasaan
materi pelajaran
(4)
Kemampuan dalam mengaplikasikan
berbagai metodologi dan strategi pembelajaran
(5)
Kemampuan dalam merancang dan
memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar
(6)
Kemampuan dalam melaksanakan
evaluasi pembelajaran
(7)
Kemampuan dalam unsure-unsur
penunjang
4)
Kempetensi social
kemasyarakatan
Kompetensi mi berhubungan dengan
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik, bersama guru, orang tua/wali peserta didik, masyarakat
dan makhluk sosial yang meliputi.
(1)
Kemampuan untuk berinteraksi
dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan professional
(2)
Kemampuan untuk mengenal dan
memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan
(3)
Kemampuan untuk menjalin kerja
sama baik secara individual maupun secara kelompok
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
hahwa tugas seorang guru tersebut tidak hanya sebatas memberikan materi saja
tetapi tugas scorang guru tersebut juga harus bisa memberikan binbingan dan
mengenal serta memahami setiap perkembaugan peserta didik.
- Syarat-syarat Guru PAI
Guru harus memiliki ciri-ciri atau syarat-syarat
sebagai seorang guru yang baik Attiyah menunit Marimba (1987: 19) menyebutkan
tujuh sifat yang harus dimiliki oleh seseorang guru dalam Islam adalah:
1)
Bersifat Zuhud, dalam arti
tidak mengutamakan kepentingan materi dalam melaksanakan tugasnya, namun lebih mengutamakan
peroleh ridho Allah.
2)
Berjiwa bersih dan dan
terhindar dan sifat-sifat akhlak buruk, bersih secara fisik dan atau jasmani
dan rohani.
3)
Bersifat ikhlas dalam sifat
mendidik.
4)
Bersifat pemaaf, sebagai
manusia biasa guru juga tidak terlepas dan sifat pemarah, tidak senang dan
sejenisnya.
5)
Bersifat kebapaan, dalam hal ini
guru harus menyempatkan dirinya sebagai pelindung yang mencintai muridnya.
6)
Berkemampuan memahami bakat,
tabiat dan peserta didik.
7)
Menguasai bidang studi yang
akan diajarkan atau dikembangkan.
Sifat yang disebutkan diatas hanyalah
sebagian dan sekian banyak sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru, agar
fungsi dan tugas seorang guru dapat berjalan dengan lancar. Sifat dan kemampuan
lain misalnya harus kreatif, keteladanan dan sebagainya.
- Peranan Guru PAl dalam membimbing siswa
Marimba (1987: 19) membenikan
penjelasan, bahwa tugas pendidik dalam pendidikan Islam adalah membimbing dan
mengenal kebutuhan atau kesanggupan peserta didik, menciptakan situasi yang
kondusif bagi berlangsungnya proses pendidikan, menambah dan mengembangkan
pengetahuan yang telah dimiliki guna ditranformulasikan pada neserta didik
serta senantiasa membuka diri terhadap kekurangan dan keiemahannya.
Guru pendidikan Agama Islam mempunyai
tanggung jawab yang sangat besar terhadap perkembangan kepribadian setiap
peserta didik. karena pada masa ini setiap peserta didik membutuhkan bimbingan
dan arahan oleh guru Pendidikan Agama Islam baik itu berupa arahan, nasehat dan
contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun tugas guru bila dipahami, maka
tugas guru adalah tidak sebatas dinding sekolah, tetapi juga penghubung antara
sekolah dan masyarakát. Menurut Ramayulis, (2002: 32) tugas seorang guru
adalah:
a.
Membimbing, guru harus membina
peserta didik kearah perdamaian berfikir yang kreatif dan inovatif.
b.
Penghubung, antara sekolah
dengan masyarakat setelah peserta didik tamat belajar di suatu sekolah, guru harus
menjadi contoh dalam melaksanakan peraturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah,
c.
Penegak disiplin, guru harus
menjadi contoh dalam melaksanakan peraturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah.
d.
Administrator, seorang guru
harus mengerti dan melaksanakan urusan tata usaha terutama yang berhubungan
dengan administrasi pendidikan.
e.
Profesi, seorang guru harus bekerja
professional dan menyadari benar pekerjaannya sebagai amanah dari Allah.
f.
Perencanaan kurikulum, guru
harus berpartisipasi aktif dalam penyusunan kurikulum, karena guru yang lebih
tahu kebutuhan peserta didik.
g.
Pemimpin, guru hrus membimbing
peserta didik dalam pengalaman belajar.
h.
Fasilitator pembelajaran, guru
harus bertugas membimbing dalam mendapatkan pengalaman belajar, membantu
kesulitan helajar dan melanjarkan pembelajaran.
i.
Motivator, guru harus
memberikan dorongan dan niat yang ikhlas karena Allah dalam belajar.
j.
Organisatoris, guru harus dapat
mengorganisir kegiatan belajar peserta didik baik di sekolah maupun di luar
sekolah.
k.
Manusia sumber, guru harus menjadi
sumber informasi yang dibutuhkan peserta didik.
l.
Manager, guru hanis berpartisipasi
dalam nanagemen di sekolahnya baik yang bersifat kurikulum maupun di luar kurikulum
Peran utama guru adalah menyempurnakan,
membersihkan, menyucikan hati manusia untuk bertaqarrub kepada Allah. Sejalan
dengan ini Abdurrahaman al-Nahlawi menyebutkan bahwasanya dalam menjalankan
tugasnya guru hendaknya mencontoh peranan yang dilakukan oleh para nabi dan
pengikutnya, di samping kedudukannya sebagai pengganti nabi. Tugas mereka yang
utama adalah mengkaji dan menaar ilmu ilahi, sesuai dengan firman Allah Surat
Ali Imran ayat 76
4n?t/ ô`tB
4nû÷rr& ¾ÍnÏôgyèÎ/
4s+¨?$#ur
¨bÎ*sù
©!$#
=Åsã
tûüÉ)GßJø9$# ÇÐÏÈ
Artinya : (Bukan demikian),
sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, Maka
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.
Kemudian juga terdapat dan surat al-Baqarah ayat
129.
$uZ/u ô]yèö/$#ur
öNÎgÏù Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Gt öNÍkön=tæ
y7ÏG»t#uä
ÞOßgßJÏk=yèãur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur
öNÍkÏj.tãur
4 y7¨RÎ)
|MRr& âÍyèø9$# ÞOÅ3ysø9$# ÇÊËÒÈ
Artinya : Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang
Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat
Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah
(As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa
lagi Maha Bijaksana.
Ayat ini menafsirkan tentang
permohonan Nahi Ibrahim kepada Allah swt. untuk kehadiran seorang rasul yang
menyampaikan tuntunan Allah swt, yakni membaca al-Qur’an. Selanjutnya
permohonan mengajarkan makna dan pesan-pesannya, kemudian pengetahuan yang
menghasilan kesucian jiwa dan ini berakhir dengan pengalaman sesuai dengan
tuntutan Allah Swt.
Berdasarkan uraian di atas maka maka
dapat disimpulkan bahwa fungsi dalam tugas guru agama sangatlah berat dan
dituntut memiliki tingkat keprofesionalan yang matang, sesuai dengan
persyaratan yang harus dimiliki guru. Fungsi, tugas dan tanggung jawab guru
agama bukan sekedar memberikan materi dan arahan di depan kelas melainkan guru
tersebut melaksanakan pembinaan pendidikan dan pengajaran baik di dalam maupun
di luar kelas, memberikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya mengorbankan pemikiran,
memberikan dan membawakan contoh kepribadian luhur, dimana di lingkungan
sekolah guru agama merupakan orang yang utama yang bertugas dan bertanggung
jawab dalam pembinaan etika, moral dan akhlak siswa sesuai dengan tujuan yang
dicapai dalam pendidikan.
B. Masa Pubertas
- Pengertian Masa Pubertas
Menurut Soejanto (2005: 171) Masa
pubertas adalah masa peralihan dan masa anak-anak ke masa remaja/pemuda. Pada
masa ini seorang anak mulai adanya perubahan pada dirinya, perubahan itu
terjadi seiring dengan adanya pertumbuhan badan dan umumya. Perubahan itu bisa
dalam bentuk sifat dan prilakunya, dan juga dalam bentuk ciri-ciri fisik atau
bentuk tubuh.
Remaja dikenal sebagai salah satu
tahap perkembangan fisik, ketika alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya
secara anatomis. Masa remaja merupakan masa peralihan dan masa kanak-kanak ke
masa remaja. Di masa remaja ini merupakan masa yang sangat rentan terhadap
hal-hal yang mereka temui.
Puber atau remaja, masa inilah yang
benlangsung paling lama antara kedua fase kanak-kanak samapai masa dewasa, dan
merupakan inti dan seluruh masa muda, karena itu masa pemuda sering juga
disebut masa remaja. Bagi anak putri, disebut gadis remaja dan bagi anak putra
disebut bujang remaja atau remaja saja. Menurut Hurlock (1998: 184) memberikan
pengertian pubertas adalah ‘suatu tahap dalam perkembangan di mana teadi
kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi, yang disertai
dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan emosi dan psikolgis.
Berdasarkan pendapat.ahli di atas
dapat di analisa bahwa pubertas adalah suatu masa yang menunjukkan perubahan
fisik dan prilaku yang terladi pada individu secara seksual menjadi matang
mampu memberikan keturunan.
- Ciri-Ciri Masa Pubertas
Menurut Soejanto, 2005: 172)
perbedaan itu ialah:
a.
Ciri kelamin primer
Yaitu ciri-ciri, yang pertama-tama menampakkan
diri dan luar:
1.
Pada saat itu kelenjar anak
putra mulai menghasilkan cairan terdiri atas sel-sel sprema dan bagi anak putri
kelenjar kelam mulai menghasilkan sel telur.
2.
Anak putra mengalami polusi
pertama, dan anak putri mulai mengalanii menstruasi, yang berlangsung sebulan
sekali.
3.
Tubuh berkembang dengan luar
biasa, sehingga tampak seakan tidak harmonis dengan anggota badan yang lain.
Anak dadanya bertambah bidang dengan otot-otot yang kuat dan putri pinggulnya
mulai melebar.
b.
Ciri-ciri kelamin sekunder.
Ciri-cirinya antara lain, ialah:
1.
Mulai tumbuhnya rambut-rambut
bam di tempat-tempat baru pada anak putri maupun anak putra.
2.
Anak putra lebih banyak, bernafas
dengan perut, sedang anak lebih banyak bernafas dengan dadanya.
3.
Suaranya mulai berubah / parau
4.
Wajah anak putra lebih tampak
persegi dan wajah anak Pu bih tampak membulat.
c.
Ciri-ciri kelamin tertier.
Ciri-cirinya antara lain, ialah:
1.
Motorik anak (cara bergerak) mulai
berubah, sehingga cara jalan pun mengalami perubahan. Demikian pula cara
bergerak anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki tampak lebih kaku
dan kasar, sedang anak perempuan tampak lebih canggung
2.
Mulai tahu menghias din, baik
anak putra maupun anak perempuan. Mereka berusaha menarik perhatian dengan
memamerkan perkembangannya, tetapi malu-malu.
3.
Sikap batinnya kembali mengarah
ke dalam (intravert) mulai percaya
pada dirinya sendiri.
4.
Perkembangan tubuhnya, mencapai
kesempurnaan dan kembali harmonis. Kesehatan pada anak masa ini sangat kuat.
Dengan tercapainya kesempumaan pertumbuhan
jasmani ini, maka siaplah mereka memasuki dunia baru, yaitu dunia dewasa. Tubuh
jasmaninya telah masak untuk masuk kembali ke dunia lain jenis, dunia
perkawinan. Juga mereka siap untuk memasuki dunia yang luas, yaitu dunia
masyarakat. (Soejanto, 2005: 172)
- Karakteristik Remaja pada Masa Pubertas
Perubahan-perubahan fisik yang paling
banyak pengaruhnya pada masa anak-anak adalah ketika ia akan memasuki masa remaja
atau masa pubertas. Menurut Hurlock (1998: 192) Adapun sifat-sifat remaja pada
masa pubertas dapat dilihat dan beberapa bentuk:
a.
Perubahan sikap dan prilaku
1.
Ingin menyendiri, kalau
perubahan pada masa puber mulai terjadi, anak-anak biasanya menarik diri dan
teman-teman dan dan berbagai kegiatan keluarga dan sering hertengkar dengan
teman-teman, anak puber sering melamun, dan menyendiri.
2.
Bosan, anak puber bosan dengan
permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan
sosial dan kehidupan apda umumnya, akibatnya anak sedikit sekali bekerja
sehingga prestasinyanya menurun, anak menjadi terbaiasa untuk tidak mau
berprestasi khususnya, karen seningnya timbulnya perasaan akan keadaan fisik
yang tidak normal.
3.
Inkoordinasi, pertumbuhan pesat
dan tidak keseimbangan nempengaruhi pola koordinasi gerakan dan anak akan
merasa janggal selama beberapa waktu, setelah pertumbuhan melambat, koordinasi
akan membaik secara bertahap
4.
Terlalu sederhana, perubahan
tubuh yang terjadi selama masa pubertas menyebabkan anak menjadi sangat
sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang lain akan memperhatikan
perubahan yang dialami dan memberi komentar.
5.
Hilangnya kepercayaan diri,
anak remaja yang terjadi sangat yakin pada din sendiri sekarang menjadi kurang
percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dan
karena kritik yang bertubi-tubi dan orang tua dan teman-temannya.
b.
Perubahan dan segi Emosi
Kemurungan, merajuk, ledakan amarah
dan kecendrungan untuk menangis merupakan ciri-ciri bagaian dan masa puber,
pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah, dengan semakin
matangnya keadaan fisik anak, lambat laun berkurang dan anak sudah mulai mampu
mengendalikan emosinya.
c.
Perubahan dan segi Sosial
Anak pubertas seringkali tidak mau bekerja
sama, sering membantah dan menentang, permusuhan akan terbuka antara dua lawan
jenis, dengan benlanjutnya masa pubertas, anak kemudian menjadi lebih ramah, lebih
dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain.
Dan uraian di atas maka dapat di
analisa bahawa perubahan sifat-sifat pada remaja yang mengalami pubertas tidak
selamanya sifat itu buruk atau jelak, pada saat anak mengalami pubertas memang
akan mengalami beberapa sifat-sifat atau prilaku yang kurang baik, namun sering
dengan berjalannya waktu, maka remaja akan mengalami kematangan jiwa dan
kematangan dalam bersikap dan berprilaku.
- Kehidupan remaja dalam Kelompok Sosialnya
Problema yang dihadapi oleh remaja dalam
kehidupan sosialnya adalah:
1.
Problema dalam kehidupan social
remaja
Secara umum kehidupan social yang
berarti pada kehidupan kelompok remaja adalah hubungan dengan pergroupnya
kelompok remaja juga berada dalam konteks masyarakat luas dan kompleks
1)
Orang tua dan remaja tidak
mempergunakan bahasa yang sama, sehingga sering menimbulkan salah paham
2)
Karakter kesibukan
masing-masing seringkali komunikasi antara orang tua remajanya hanya terjadi
dalam waktu yang singkat dan lebih banyak bersifat formal
3)
Dalam keluarga seringkali
remaja kurang diberi kesempatan dan kebebasan dalam mengembangkan kreativitasnya
4)
Perbedaan kepentingan
seringkali remaja kurang diberi kesempatan ( Hartinah. 2008: 146)
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan
seorang anak karena lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama kali
ditemui oleh anak, dan juga kedua orang tua menjadi pemimpin bagi anak-anaknya,
oleh kama itu orang tua juga harus bisa
memahami dan memberikan pengertian terhadap anak terutama anak yang sedang
mengalami pubertas.
- Metode Membentengi Siswa di Masa Pubertas
Beberapa cara atau metode yang tepat
dan baik bagi remaja yang mengalami masa pubertas, menurut Arifin (2008: 103)
mengemukakan beberapa metode dalam membentengi siswa di masa pubertas yaitu:
1.
Menunjukkan bahwa pembina
memahami mereka
Seorang pembina jiwa harus memahami
binaannya. Tidaklah biaksana kalau mengabaikan perasaan dan pertarungan jiwa
yang mereka alami
2.
Membina secara konsultasi
Hendaknya setiap pembina agama menyadari
bahwa yang akan. dibina itu adalah jiwa yang tak terlihat, tak dapat dipegang
atau diketahui secara langsung.
3.
Mendekatkan agama kepada
kehidupan
Hukum dan ketentuan agama itu perlu
diketahui oleh para reraja binaan akan tetapi, hal yang lebih penting lagi
aalah menggerakkan hati mereka secara otomatis untuk mematuhi hukum dan
ketentuan agama.
- Metode Islam Membina Akhlak Remaja
Menurut Ulwa (1990:20) ada beberapa metode yang dapat digunakan
yaitu:
1)
Metode ketaladanan
Manusia sebagai makhluk social dia
hidup membutuhkan manusia yang lain. Selain untuk memenuhi kebutuhan juga
membutuhkan orang lain untuk ditiru atau dan diteladani pebuatannya agar dapat
dipedomani dan dijadikan acuan untuk dikagumi.
Metode keteladanan akan mengarahkan
peserta didik atau anak asuh sesuai dengan karakter dan sifat yang diteladani
dan untuk umat Islam teladan yang paling baik adalah Rasulullah SAW. Karena
beliau merupakan uswatun hasanah yang segala sikap perbuatannya tidka tedepas
dan petunjuk SWT, surat
al-Hijr ayat 88:
w
¨b£ßJs?
y7øt^øtã
4n<Î)
$tB $uZ÷èGtB ÿ¾ÏmÎ/
$[_ºurør& óOßg÷YÏiB
wur
÷btøtrB
öNÍkön=tã
ôÙÏÿ÷z$#ur
y7yn$uZy_ tûüÏZÏB÷sßJù=Ï9 ÇÑÑÈ
Artinya : Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada
kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara
mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap
mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.
Berdasarkan ayat di atas jelas bhwa
akhlak atau budi yang baik tidak hanya didapatkan dengan pelajaran, pendidikan,
interaksi, dan larangan, namun akhlak itu dapat dibentuk melalui sikap
keteladanan.
Akhlak Nabi Muhammad SAW sangat mulai
baik kepada musuh apalagi kepada umat Islam. Oleh karena itu, keteladanan merupakan
hal yang harus diperhatikan bagi setiap orang tua, pendidik atau pengasuh
2)
Metode dengan kebiasaan
Pembinaan dengan metode pembiasaan
adalah dengan membiasakan anak melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, hermanfaat
sesuai dengan nilai-nilai Islam sejak dini. Pembiasaan mi diterapkan bersama-sama
dengan contoh sikap orang tua (keteladanan).
Pemhiasaan akan tercipta jika
memiliki kebiasaan dan ketekunan di dalamnya. Hal itu akan membuahkan hasil
yang baik pada akhirnya masa kanak-kanak, karena masa egosentris akan berakhir
dan sikap social positif mulai berkembang.
Dan uraian di atas dapat dipahami,
bahwa peranan orang tua sangat penting dalam menciptakan suasana yang kondusif,
yang memberikan contoh teladan yang nyata.
3)
Metode dengan nasehat
Nasehat merupakan sarana yang
mengatasi problem berdasarkan kepada pengetahuan dan pengalaman serta
berdasarkan kepada perasaan.
Sehubungan dengan nasehat itu.Allah
SWT berfirman dalam surat
Luqman ayat 13:
øÎ)ur
tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur
¼çmÝàÏèt ¢Óo_ç6»t w
õ8Îô³è@
«!$$Î/
( cÎ)
x8÷Åe³9$#
íOù=Ýàs9
ÒOÏàtã ÇÊÌÈ
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar".
Asbhabun nuzul dan ayat di atas
adalah Allah menegaskan dengan ayat ini diturunkan berkenaan dengan nasehat
Rasulullah kepada para sahabat tempat wasiat Luqhman kepada anaknya.
Metode nasehat ini besar pengaruhnya
dalam pendidikan agama anak maka sebaiknya para orang tua dalam mendidik
anaknya menggunakan metode nasehat mi terutama sekeli dalam menanamkan akidah,
menyuruh anak ibadah, mendorong anak-anak tersebut berbuat kebaikan dan
mencegah anak-anak itu berbuat kesalahan dengan nasehat dan hati ke hati.
4)
Metode dengan perhatian
Metode dengan perhatian ini merupakan
mencurahkan perhatian oleh orang tua kepada anak-anaknya dengan memperhatikan
dan mengamati perkembangannya baik dalam hal pembinaan akidah dan akhlak.
Jika anaknya melakukan sesuatu kesalahan
yang segera mendapat peringatan berupa teguran, nasehat, karena tidak ada orang
itu secara fitrah ingin mencelakakan anaknya sendiri. Bahkan diperintahkan oleh
Allah SWT untuk menjaga dan memeliharanya. Sebagaimana firman Allah SWT untuk
menjaga dan memeliharanya dalam surat
Al-Tahrim ayat 6:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä
(#þqè%
ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR
$ydßqè%ur
â¨$¨Z9$#
äou$yfÏtø:$#ur $pkön=tæ îps3Í´¯»n=tB
ÔâxÏî
×#yÏ© w
tbqÝÁ÷èt ©!$#
!$tB
öNèdttBr& tbqè=yèøÿtur
$tB tbrâsD÷sã ÇÏÈ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.
Dan ayat di atas jelas bahwa
orang-orang yang percaya kepada Allah SWT dan rasul—Nya hendaknya sebagian dari
kamu memberitahukan kepada sebagian yang lain, apa yang dapat menjaga dirimu
dan api neraka dan menjauhkanmu dan padanya, yaitu ketaatan kepada Alah dan
menuruti segala perintah-Nya.
5)
Metode dengan memberi hukuman
Metode ganjaran dan hukuman merupaian
metode pendidikan yang telah umum dipakai oleh kalangari pndidik. Hukuman
merupakan metode yang bersifat umum mendorong dan memotivasi anak atau peserta
didik agar giat dan aktif dalam meningkatkan pestasi. Dengan adanya hukuman
yang diberikan, diharapkan anak atau peserta didik mengetahui dan menyadari
kesalahan dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Dalam Al-Qur’an
terdapat ganjaran atau hukuman bagi manusia yang beriman maupun yang ingkar
kepada Allah SWT.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan (Field Reseach) dalam bentuk
deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan suatu yang sesuai
dengan yang ada. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menggambarkan
suatu gejala, peristiwa, atau kejadian yang terjadi di masa sekarang, dengan kata
lain penelitian mengambil masalah atau memusatkan perhatian pada
masalah-masalah aktual seperti adanya pada saat penelitian dilakukan.
(Arikunto, 1992: 40)
Pendekatan deskriptif yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data yang di daiamnya terdapat aspek
penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian denga lebih
mengutamakan penguraian atau penggambaran secara tertulis, tanpa menggunakan
angka-angka atau statistik
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan di
Kelas di SMP 1 Rangkiang Luluih Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok. Penulis
melakukannya dengan mengadakan penelitian langsung ke sekolah tersebut. Sekolah
tersebut terletak di kompleks Rangkiang Luluih.
C. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan sumber data primer dan data sekunder. yang menjadi data primer
adalah Guru Pendidikan Agama islam SMP Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok berjumlah
2 orang dan siswa kelas Kelas VIII SMP Negeri 1 Tigo Lurah berjumlah 10 orang.
Sedangkan data sekunder adalah Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten
Solok dan Pegawai/Karyawan SMP Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok, serta guru
umum.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini penulis
mengadakan penelitian lapangan. IJntuk mendapatkan penelitian lapangan. Untuk
mendapatkan data objektif dan mudah mendapatkannya maka penulis memakai alat
pengumpulan data sebagai berikut:
- Observasi
Observasi seringkali diartikan
sebagai suatu aktiva yang sempit. yak.ni memperhatikan sesuatu dengan
menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut
pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
- Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog (interviuwer) untuk memperoleh informasi
dan terwawancara (interviuwer).
Interviu akan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk
menilai data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan,
sikap terhadap sesuatu.
Wawancara ini dilakukan terhadap Guru
Pal di SMPN 1 Tigo Lurah Siswa Kelas VIII. Kepala Sekolah dan Pegawai/Karyawan
SMP Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok
- Dokumentasi
Dokumentasi, dan asal katanya
dokumen, yang artinya barang- barang tertulis. Di dalam melaksanakan medode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan
sebagainya. (Arikunto, 2006: 158)
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan
dengan pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang
akan dicari datanya.
E. Teknik Analisa Data
Penulisan skripsi mi penulis menggunakan
pengolahan data secara kualitatif yaitu “penguraian atau penggambaran secara
tertulis, tanpa mengguna kan
angka-angka atau statistik.
Post a Comment