NAGARI SAOK LAWEH MERANGKUL PERANTAU
Saok Laweh, satu lagi potret nagari teladan di Kabupaten Solok. Nagari yang
persisnya berada dalam wilayah administratif Pemerintahan Kecamatan Kubung dan
dilalui jalan lintas Sumatera arah ke Jakarta ini, berpenduduk 5.0897
orang/1.005 KK.
Meskipun ketiadaan sarana prasarana irigasi, namun warga umumnya tetap
bermata pencaharian pokok di sektor pertanian dengan bertanam padi, tanaman
lainnya dan usaha tani dalam arti luas (termasuk peternakan, perikanan,
perkebunan).
Bahkan, nagari yang dipimpin oleh Wali Nagari, Yufnir Mln. Muhammad tersebut
terus mendapatkan berbagai proyek kegiatan pembangunan. Salah satunya adalah
proyek GNRHL dari Pemkab. Solok yang mendistribusikan berbagai bibit tanaman
produktif sekaligus membiayai pengolahan lahan warga untuk luasan puluhan
hektar. Proyek ini dialokasikan ke Saok Laweh lantaran terdapat lahan kritis
yang cukup luas dengan jenis tanah Podzolik Merah Kuning (PMK).
Parahnya, kondisi tanah yang umumnya berada dikelerengan miring tersebut
diperburuk dengan ketiadaan air irigasi dan jarangnya hujan turun. Sekretaris
Nagari, Maswar, SH mengatakan deraan kekeringan hebat justeru melanda usaha
tani padi. Warga hanya mampu melakukan pertanaman sebanyak 1-2 kali MT. Saok
Laweh memang kesulitan mendapatkan sumber air yang mampu menyediakan air
irigasi. Tak mengherankan, sarana prasarana yang sudah disiapkan untuk itu
beberapa tahun lampau pun terlantar.
”Tahun 2006 ini, Alhamdulillah Pemkab. Solok mengakali dengan memberikan
bantuan Pompa Air. Namun kapasitasnya hanya untuk 5 herktar sawah. Sedangkan
untuk kebutuhan air bersih masyarakat, mereka terpaksa menggali sumur. Kita
betul-betul mengharapkan bantuan Pemerintah secara vertical untuk pengadaan air
irigasi tersebut secara permanen,” keluh dia perihatin. Terkait kebutuhan
masyarakat atas air bersih, data nagari menunjukkan pemanfaatan sumur pompa
sebanyak 850 unit/1000 KK, sumur gali 725 unit/625 KK,
Namun keterbatasan itu tidak menyurutkan kegigihan warga untuk bisa
menggerakkan roda perekonomiannya. Letak nagari yang bertetangga dengan Kota
Solok dan besarnya potensi perekonomian nagari secara menyeluruh ternyata mampu
menyediakan lapangan kerja tak terbatas bagi warga. Mereka ada yang menjadi
tukang, montir, sopir angkutan dan mengembangkan UMKM. Selain itu, nagari
memiliki pula potensi bahan tambang galian C seperti sirtukil dan cadas,
sehingga nyaris tidak ada warga yang menganggur.
Hingga saat ini, aktiifitas perekonomian warga/nagari berjalan normal dan
cenderung meningkat. Sejumlah kelembagaan di nagari secara langsung/tidak
langsung ikut memberikan kontribusi. Antara lain, adanya lembaga pemerintahan,
lembaga kemasyarakatan seperti Bundo Kanduang, Karang Taruna, Kelompok Tani dan
lainnya, serta kelembagaan politik. Dan yang memberikan dampak langsung secara
konkrit dan siknifikan, adalah kelembagaan ekonomi.
”Untuk kelembagaan ekonomi, Saok Laweh memiliki 1 unit koperasi yang diberi
nama koperasi desa rakyat Saok Laweh atau disingkat Kodersal, 3 unit industri
makanan, 6 unit industri bahan bangunan, 5 unit Toko/Swalayan, 3 warung
kelontong, dan 1 unit kelompok simpan pinjam. Khusus Kodersal, koperasi ini
bergerak dalam usaha angkutan pedesaan yang memiliki 25 unit kenderaan roda-4,
simpan pinjam dan pengembangan UMKM termasuk pinjaman dengan agunan bagi
Kelompok Tani GNRHL yang berencana mengembangkan tanaman karet dan coklat
unggul?, tambah Sekretaris Nagari Maswar, SH.
Aktifitas perekonomian warga yang tinggi itu, tidak terlepas dari dukungan
kesehatan.kebugaran fisik. Untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan warga, di
nagari tersedia 1 unit Puskesmas pembantu, 1 unit Poliklinik/balai pengobatan,
7 unit Posyandu, 3 unit tempat menyimpan obat, 1 unit ambulan, dan 3 orang
Bidan Desa. Tak mengheranklan, kondisi yang sangat kondusif tersebut memberikan
partisipasi yang tinggi dari masyarakat termasuk para perantau untuk
pembangunan nagari.
Bukti adanya partisipasi dari para perantau Saok Laweh yang tergabung dalam
Ikatan Keluarga Saok Laweh (IKSAL) di Jakarta, Semarang dan lainnya di
Indonesia adalah, mereka memberikan bantuan berupa kenderaan dinas Wali Nagari,
dana untuk kegiatan MTQ, Musrenbang, santunan bagi anak yatim piatu, dan
pembangunan SMPN 5 Kubung di Saok Laweh. Bahkan, di nagari terdapat Taman
Kanak-kanak (TK) IKSAL. Salah seorang perantau, Rahmat Pratama, saat ini
tercatat sebagai anggota DPR RI wilayah Pemilihan DKI Jakarta.
Karena keterbatasan sumber daya lahan dengan ketersediaan air irigasinya
sekaligus, mendorong Saok Laweh untuk terus menggenjot pembangunan SDM
masyarakatnya. Pembangunan SMPN 5 Kubung sebelumnya, dilaksanakan dengan goro
masyarakat mulai dari pengadaan lahan hingga sebahagian pendanaan. Disamping
adanya bantuan pula dari APBD Kab. Solok dan APBN Pusat dalam bentuk tambahan 5
lokal. Keterlibatan perantau, juga ditunjukkan oleh (alm) H. Mudana, yang
semasa hidupnya ikut membantu rehab berat SDN 01, 18 dan 29 Saok Laweh. Dan
juga, bantuannya untuk pembangunan/operasional mesjid dan santunan anak
yatim/piatu. (ero)DI PUBLIKASIKAN OLEH ZUL AMRI PADA Minggu, 08-Oktober-2006, ( Padek )
SUMBER:
http://www.mail-archive.com/palanta@minang.rantaunet.org/msg18924.htm.
Post a Comment