Header Ads

test

Randai teater Tradisional minangkabau

Randai teater Tradisional minangkabau

A.    Pengertian Teater
1.      Teater
Tater merupakan salah satu pertunjukan seni peran di mana dunianya meliputi dunia visi, spirit dan antusiasme.

Norma yang berlaku dalam dunia teater adalah berusaha menampilkan yang terbaik dan tidak sekedar pertunjukan biasa yang kemudian dilupakan orang. Kata Teater berasal dari kata Theatron atau Theaomai ( bahasa Yunani) yang mengandung 3 macam perngertian Yaitu :
a.       Gedung Pertunjukan atau Panggung
b.      Auditorium atau Publik
c.       Karangan Tonil atau Sandiwara ( drama)
2.      Kata Seni Tater
Kata seni teater mengandung pengertian sebuah bentuk penampilan atau penyajian seni pentas yang mengunakan kisah atau cerita baik lisan maupun tulisan yang di ungkapkan dengan gerak baik suara, nyanyi maupun tari yang diiring tetabuhan kepada penonton.

3.      Teatrikal
Pertunjukan teatrikal adalah pertunjukan yang melibatkan hubungan antara pelaku dengan penontonnya. Misalnya: teater tradisional, teater rakyat dan sebagainya.
 
4.      Non Teatrikal
Non Teatrikal suatu pertunjukan yang bersifat spontan tidak direncanakan sebelumnya., sehingga unsur unsur teater tidak merupakan hasil kerja sama yang kolektif. Misalnya : kebakaran, kecelakaan dan lain sebagainya.
B.     Teater tradisional
Teater tradisional adalah teater yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah , merupakan seni pertunjukan untuk daerah-daerah setempat di nusantara yang diwarnai kultur etnis yang khas. Keberadaannya didukung oleh masyarakat etnis daerah tsersebut, mencerminkan kekayaan budaya dan keluhuran budi masyarakat daerah setempat yang telah mentradisi dalam kehidupan masyarakat secara turun-temurun.
Misalnya: Randai dari Sumatera Barat , Makyongdan Mendu dari Riau, Lenong dari Jawa Barat, Mamanda Dari Kalimantan dan lain sebagainya
C.      Jenis Teater Tradisonal daerah Sumatera Barat
1.      Randai
a.       Teater tradisonal daerah Sumatera Barat adalah Randai. Kata Randai berasal dari Bahandai- handai, ( seumpama ) menceritakan suatu kisah kehidupan manusia,berbicara menggunakan bahasa pantun serta petatah petitih. Randai salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan. Mereka melakukan gerakan tari dari gerakan silat disebut balabeh silat berlawanan arah jarum jam ( mengelilingi Ka’bah ) yang diirngi gurindam lagu sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Gurindam lagu disampaikan dalam bentuk dendang, menceritakan tentang cerita atau kejadian yang tidak dilakonkan .

Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi satu. Randai merupakan salah satu jenis teater rakyat daerah Minangkabau. Randai pada zaman dahulu dimainkan tanpa menggunakan naskah, melainkan dengan improvisasi, seperti pada umumnya jenis teater daerah lain( sekarang sudah banyak menggunakan naskah cerita ).

Dalam satu adegan dimungkinkan seorang pelaku mengajak atau meminta komentar penonton, memancing pelaku untuk berakting, atau berdialog. Pertunjukan randai dilakukan dalam bentuk arena, formasi penonton, dan permainan yang disuguhkan melingkar, kadang kala tidak melingkar.
b.      Cerita yang dimainkan dalam Randai membuat lingkaran
Cerita yang dimainkan dalam Randai dengan intonasi dan tutur kata bergaya sastra Minang, umumnya dari kaba yang ada, merupakan bentuk sastra lisan di Minangkabau yang terkenal. Penyampaian cerita dalam randai perlegaran menggunakan irama intonasi dan gaya setiap buah tutur dialog. Kaba-kaba yang populer umumnya cerita yang dihidangkan sudah dikenal oleh masyarakatnya, bahkan grup Randai sering memakai nama cerita, misalnya Grup Randai Magek Manandin, Grup Randai Anggun Nan Tongga, Grup Randai Rambun Pamenan, dan Grup Randai Gadih Rantih. Padahal semua itu adalah cerita-cerita yang populer dan digemari oleh rakyat Minang. Cerita Rakyat, dongeng, legenda, dan lain sebagainya.

Cerita yang di mainkan dalam randai adalah cerita yang bersumber dari kaba Minangkabau, yang dikenal olah masyarakat Minangkabau,sperti cerita : Sabai nan aluih, Cindua Mato, Gadih Ranti, Magek manandi, Anggun Nan tongga dan lain sebagainya. Didalam pelaksanaan pertunjukan actingdan dialog saling berhubungan dengan tari dan dendang, bentuk pertunjukan terbuka sehingga antara penonton dengan si pemain berhubgan. Kadangkala si penonton bisa ikut bermain asal mengerti lakonan cerita yang di sampaikan. Cerita dalam randai di bagi perlegaran atau dalam drama disebut babakan , antara legaran dengan legaran di antar oleh gurindam lagu.

c.       Kepemimpinan dalam Randai ( Organisasi )
Dalam sebuah kelompok Randai ada orang tua yaitu orang mempunyai pengalaman yang banyak dalam dunia persilatan dan mengerti adat Minangkabau. Nama untuk peminpin randai bermacam macam tetapi fungsinya sama yaitu : Pangka Tuo Randai, Kulipah Randai, Sipatuang Sirah. Pangka Tuo Randai orang ahli dalam bidang Randai bertanggung jawab dalam memimpin group, dan melindungi organisasi. Dalam susunan sebuah kelompok Randai adalah :

(a)    Penghulu dan pemangku adat berfunghsi sebagai pelindung dan penasehat, 2) Pangka Tuo Randai berfungsi sebagai pemimpin / Ketua Randai,
(b)   Guru Tuo Silek berfungsi pelatih silat dan galombang kadangkala ia ikut main
(c)    Guru Tuo Dendang berfungsi sebagai pelatih dendang , penyusun gurindam dan membawakan cerita , kadang ia ikut main kadang tidak,
(d)   Pemain Randai yang jumlahnya 10,12, 14, 16 orang, tegantung pada keperluan cerita. Diantara pemain masing masing ada pula yang bertugas; 
(i)     Pambalok Galombang , sekurang dalam tiap kelompok ada 2 orang. Mereka bertugas meneriakan “Hep – Tah….., Hep-Tih”; 
(ii)   Pambalok Gurindam, Sekurang-kurang ada dua ornag, Tugas menjadi pendendang 1 dan pendengdang 2 kemudian disambut bersama sama oleh pemain lainya;
(iii) Pambalok Curito Pembawa cerita baik peran utama maupun peran pembantu .
(iv) Pemain Karawitan atau disebut juga penabuh dan peniup bunyi-bunyian.
 
d.      Tata Cara dalam Bermain Randai
a.    Dendang Dalam Randai
Setelah pangka Tuo randai mebawa anak randai ketengah lingkaran dipimpin oleh tukang Goreh yaitu pambalok Galombang dengan tepukan bersama sama anak randai, meminta izin dan maaf kepada ninik mamak serta sanak sanak saudara dan penonton yang hadir , salah seorang anak randai membacakan pasambahan dengan rendah hati menyatankan bahwa usia mereka “belum setahun jagung”,pengalaman sangat sedikit “ darah balun satampuak pinang” Kemudian diirngi dengan Dendang dimulai dengan dendang “Dayang Daini”

Contoh: Gurindam pasambahan Dayang Daini:

Manolah mamak sarato pamimpin

Cukuik sanak sarato saudaro 2x

Contoh Gurindam Simarantang Rendah : (2)

Namo curito Magek Manandin
Dimainkan group Alang Bangkeh
Padang Panjang asa nagarinyo
Subang Bagelang Tunangan Magek Manandin
Kok Karajo sabana Kameh
Mari didanga lai curitonyo Nama cerita Magek Manandin
Dimainkan Group Alang Bangkeh
Dari padang Panjang daerah asalnya
Subang Bagelang Tunangan Magek Manandin
Kalau Bekerja sangat rapi
Mari didengar jalan ceritanya
b.   Fungsi Dendang dalam randai
Fungsi Dendang dalam randai adalah menyampaikan cerita yang tidak sampai dilakonkan oleh tokoh misalnya, perjalanan yang berliku-liku, melintasi bukit, dihutan dan lain sebagainya, cerita yang deskriptif atau ilustratif dari kaba dalam randai disampaikan dalam bentuk gurindam lagu.
Dendang yang sering didendangkan sebagai pengiring gelombang randai antar lain sebagai berikut;
1.      Dayang daini
2.      Simarantang
3.      Aliok
4.      Palayaran
5.      Indang piaman
6.      Indang payakumbuah
7.      Indang singguliang
8.      Lintau barotan
9.      Sijobang
10.  Ratok suayan
11.  Singgalang jaya
12.  Malereng tabiang
13.  Kelok sambilan
14.  Ulak bangkinang
15.  Situjuah
16.  Ratong lawang
17.  Ratok baso
18.  Sibungsu bajalan malam
19.  Ramiah jaho
20.  Nan rayuak
21.  Din din tak din din
22.  Din din ai
23.  Gadang batipuah
24.  Si kumbang cari
25.  Paninggahan
26.  Aia bangih
27.  Ratok baliak
28.  Muaro paiti
29.  Batuang baling
30.  Ratok sabu
31.  Oyang ambacang
32.  Pipik sinanduang
33.  Bujang marasai
34.  Mudiak batang hari
35.  Dan lain sebagainya

Dan masih banyak lagi dendang-dendang dipakai oleh kelompok randai baik di luhak nan tigo, di pesisir dan rantau. Diantara dendang randai itu ada pula dendang yang “pop” seperti yang dinyanyikan oleh Elly Kasim, Nirseha, Tiar Ramon, Lily Syarif dan penyanyi pop minang lainnya. Tetapi jumlah dendang pop tersebut tidak banyak.

Sekiranya gelombang randai telah punya dendang tertentu, maka pelaksanaannya dalam pertunjukan sebagai berikut:
a.       Seluruh pemain terbagi atas
– Pembawa gelombang 2 orang
– Pembawa dendang (gurindam) 2 orang
– Pengikut gelombang dan pemegang peran
b.      Salah seorang dari pembawa gelombang memberi aba-aba Hep Tah
c.       Pembawa gurindam I mendendangkan baris pertama gurindam atau pantun yang umumnya setiap baris terdiri dari 9 suku kata, misalnya gurindam ini:
d.      Pembawa gurindam II menyambut dendang pembawa gurindam I, dimulai pada suku kata ke 9 baris pertama dan dilanjutkan ke baris kedua. Pembawa gurindam II ini sering pula disebut paimbang (penyeimbang), ada pula yang menyebut tukang jajak (tukang jejak).
e.       Baris kedua tersebut kemudian didendangkan secara bersama-sama (koor) oleh seluruh pemain.
f.       Baris keyiga didendangkan oleh pembawa gurindam I menurut irama dendang yang sama dengan baris pertama.
g.      Dan baris keempat didendangkan oleh pembawa gurindam II dengan cara yang sama seperti mendendangkan baris kedua. Dan kemudian diulangi secara bersama-sama (koor) oleh seluruh pemain.

Contoh Gurindam Simarantang Tinggi : (3)

Kalau ado jarum nan patah ( pendendang 1)
Usah di latak dalam peti ( Pendendang 2)
Buang Sajo Kabalakang ( pendendang1,2+ bersama )
Kalau Ado kato nan salah ( pendendang 1)
Usah di simpan dalam Hati ( pendendang 1)
Isuak Randai kito ulang mak ei ei..
c.    Costum Randai
Costum atau Pakaian randai yang paling utama sekali adalah “Sarawa Galambuak”( celana galembong ) atau disebut juga endong, yaitu celana besar Pisak celana satu jengkal dari tanah, fungsi untuk menghasilkan bunyi tepukan celana. Celana endong ini ciri khas dari permainan randai, semakin keras bunyi tepukan semakin ahli kelompok randai.

d.   Tekhnik Olah Tubuh , Olah Vokal dan Olah Rasa dalam teater Tradisonal
Karakter Teater Tradisional adalah Komunikatif, dalam menampilkan Teater Tradisional tehnik Olah Tubuh ,olah Vokal dan olah rasa sangat utama sekali pada Pertunjukan, karena seorang pemain randai harus bisa menari menyanyi dan mengekspresikannya, sehingga si Penonton Ikut terbawa dalam permainan tersebut. Gaya kocak si tokoh pemain randai akan membawa penonton seolah olah mereka ikut didalam randai tersebut, karena mereka terhibur. Kadangkala sipemain lupa dengan dialognya, si penonton akan menyambung dialog tersebut. Tekhnik olah tubuh terlihat ketika tokoh berdialog dengan tutur kata sastra diirngi dengan gerakan tarian atau silat, tekhnik olah vokal intonasi suara harus jelas karena dalam pertunjukan tradisonal tidak menggunakan sound sistim, maka tekanan suara harus di perjelas, dan tekhnik olah rasa adalah pemeran tokoh karakter /ekspresi dari pembawa cerita tergambar jelas. Disinilah letak keunikan dari teater tradisional, tetapi jika anak randai tidak sungguh sungguh dalam memerankan maka penonton tidak akan terpancing dalam pertunjukan teater randai tersebut.
e.    Alur Naskah dalam Teater tradisional / dan lakon
Naskah adalah bentuk rencana tertulis dari cerita drama / teater , sedangkan lakon adalah hasil perujudan dari naskah, naskah dalam randai di tulis berbentuk sastra prosa dan puisi, yang terdiri dari penggalan pengglan kejadian, atau lebih di kenal istilah dalam randai legaran. Setiap naskah biasanya ada unsur lawakan, atau komedian untuk memukau penonton.

Cerita drama/ teater randai merupakan komposisi dari 3 bahan pokok:

a)      Isi Naskah: isi cerita merupakan landasan idiil dalam menetukan arah cerita, inti cerita adalh tema dari sebuah cerita
b)      Tokoh ( Pelaku ) : Pelaku menjadi penggerak suatu cerita, mempunyai watak atau karakter tertentu terdiri dari:
1)       Dimensi fisiologis ciri ciri ragawi usia,jenis kelamin,keadaan tubuh dan sebagainya
2)      Dimensi psikologis latar kejiwaan mentalitet,kecakapan temperamen,sikap dan sebagainya
3)      Dimensi Sosiologis latar belakang kemasyarakatan seperti status sosial, idologi, aktivitas sosial,pekerjaan jabatan dan lain sebagainya.
c)      Kerangka Drama atau teater Randai : Terdiri dari plot karakter dan kerangka situasi menurut Hudson terdiri dari 6 alur :
1)      Pemaparan (eksposisi) pembebran awal
2)      Komflik ( penggawatan ) insiden permulaan penghancur kebahagian
3)      Klimaks ( puncak penggawatan) perseteruan tokoh baik dengan tokoh jahat
4)      Krisis, konflik mulai menurun mungkin saja semakin hebat salah satu kalah berakhir tragis atau bahagia salah satu
5)      peleraian mencari solusi dari dari pemecahan konflik
6)      Penyelesaian mengakhiri dari sebuah permasalahan dari konflik
d)     Jenis teater
Minangkabau yang lain adalah teater Tutur Teater tutur adalah tradisi bertutur disajikan dalam posisi duduk dan didendangkan dengan musik iringan gendang atau lainnya sedangkan pertunjukan teater tutur Tupai Jenjang selain didendangkan, tokoh-tokoh dalam lakonnya diperagakan melalui gerak dan akting.
Keseluruhan tokoh dihidupkan sendiri oleh tukang tutur. Ia berpindah-pindah karakter, dari satu tokoh ke tokoh lain sesuai dengan wujud dan karakter tokoh dalam cerita. Ada kalanya tukang tutur berperan menjadi seorang istri, dengan seketika berubah menjadi suami, dan seterusnya. Dalam perubahan peran dan karakter tokoh itu, tukang tutur menggunakan semua elemen sebagai pendukung. Pada era zaman sekarang sudah jarang teater tutur di gemari karena sudah mengalami perkembangan ke teater barat . padahal teater tutur kaya sekali dengan sastra prosa dan sastra puisi .

Seni sebagai bagian penting dalam kehidupan masyarakat memiliki nilai yang membuatnya bertahan dan berkembang. Nilai inilah yang membuat kesenian mampu bertahan di tengah-tengah pendukungnya. Nilai-nilai tersebut menjadikan sebuah produk seni memiliki fungsi. Fungsi ini adalah
1)      sebagai pembangkit soidaritas masyarakat
2)      sebagai media pembangkit soidaritas bangsa
3)      sebagai media komunikasi massa
4)      sebagai media propaganda keagamaan
5)      sebagai media propaganda politik
6)      sebagai propaganda program-program pemerintah
7)      sebagai media meditasi
8)      sebagai sarana terapi
9)      sebagai perangsang produktivitas dan sebagainya.

Tidak ada komentar