Header Ads

test

MAKALAH UKUWAH ISLAMIYAH


HADIST 
Tentang 
UKUWAH ISLAMIYAH 
 
Disusun Oleh : 
Dedi adrianto Muliyadi 
Dosen Pembimbing : 
JANNATUL HUSNA 
YAYASAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS ISLAM SUMATRA BARAT (UISB) 
SOLOK NAN INDAH (YP3 UISB SNI) 
2011 / 2012 

KATA PENGANTAR 
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini,Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki karakter yang unik, yang berbeda satu sama lain dengan fikiran dan kehendaknya yang bebas. Dan sebagai makhluk sosial ia membutuhkan manusia lain, membutuhkan sebuah kelompok dalam bentuknya yang minimal, yang mengakui keberadaannya dan dimana dia dapat bergantung. Kebutuhan untuk berkelompok ini merupakan naluri alamiah sehingga kemudian muncullah ikatan-ikatan yang dalam islam dikenal dengan istilah ukhuwah. Melihat minimnya pengetahuan tentang ukhuwah, keutamaan serta peranannya dalam islam dalam makalah ini akan dibahas secara singkat dan jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan ukhuwah islamiyah.

BAB II 
PEMBAHASAN 
II.I Pengertian Ukhuwah
Menurut Al-’Allamah Ar-Raghib Al-Ashfahani dalam Mufadrat Alfazhil Qur’an, kata ukhuwah menurut bahasa berasal dari ”akhun” yang berarti berserikat dengan yang lain karena kelahiran dari dua belah pihak, atau salah satunya atau karena persusuan. Sedangkan dalam istilah, menurut Imam Hasan Al-Banna rahimuhumullah, ukhuwah adalah mengikatnya hati-hati dan jiwa-jiwa dengan ikatan akidah, yang merupakan ikatan yang paling kukuh dan paling mahal mahal harganya. Al-Banna mengatakan bahwa ukhuwah adalah saudara keimanan. Menurut Koordinator Forum Musyawarah Ulama’ (FMU) Madura KH. Ali Karar Shinhaji, ukhuwah ialah ikatan atau jalinan persaudaraan. Ukhuwah yang sebenarnya ialah jalinan persaudaraan yang didasari dengan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ukhuwah seperti itu dikenal dengan ukhuwah islamiyah, sebagaimana firman Allah dalam( QS. Al-Hujurat: 10 ) Artinya: ”orang-orang yang beriman itu sesungguhnya bersaudara” Dan dalam HR. Muslim dari Abdillah bin Umar ra. Nabi Muhammad SAW bersabda, Artinya: “orang muslim ialah saudara bagi orang muslim“

II.II Keutamaan Ukhuwah
Ada beberapa keutamaan dari ukhuwah yang terjalin antar sesama umat islam, diantaranya: 1. Ukhuwah menciptakan wihdah (persatuan) Sebagai contoh dapat kita lihat dalam kisah heroik perjuangan para pahlawan bangsa negeri yang bisa dijadikan landasan betapa ukhuwah benar-benar mampu mempersatukan para pejuang pada waktu itu. Tidak ada rasa sungkan untuk berjuang bersama, tidak terlihat lagi perbedaan suku, ras dan golongan, yang ada hanyalah keinginan bersama untuk merdeka dan kemerdekaan hanya bisa dicapai dengan persatuan. 2. Ukhuwah menciptakan quwwah (kekuatan) Adanya perasaan ukhuwah dapat menciptakan kekuatan (quwwah) karena rasa persaudaraan atau ikatan keimanan yang sudah ditanamkan dapat menentramkan dan menenangkan hati yang awalnya gentar menjadi tegar sehingga ukhuwah yang telah terjalin dapat menimbulkan kekuatan yang maha dahsyat. 3. Ukhuwah menciptakan mahabbah (cinta dan kasih sayang) Sebuah kerelaan yang lahir dari rasa ukhuwah yang telah terpatri dengan baik pada akhirnya memunculkan rasa kasih sayang antar sesama saudara se-iman. Yang dulunya belum kenal sama sekali namun setelah dipersaudarakan semuanya dirasakan bersama. Inilah puncak tertinggi dari ukhuwah yang terjalin antar sesama umat islam.

II.III Peran Ukhuwah Dalam Islam
Ukhuwah membangun umat yang kokoh. Ia adalah bangunan maknawi yang mampu menyatukan masyarakat manapun. Ia lebih kuat dari bangunan materi, yang suatu saat bisa saja hancur diterpa badai atau ditelan masa. Sedangkan bangunan ukhuwah islamiah akan tetap kokoh. Ukhuwah merupakan karakteristik istimewa dari seorang mukmin yang saleh. Peran ukhuwah islamiyah sangatlah penting untuk terwujudnya umat islam yang utuh dan bersatu padu dalam kekompakan serta kebersamaan. Nabi bersabda:

Artinya: “perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, saling belas kasihan dan saling mengasihi yaitu seperti satu badan yang apabila satu anggotanya merasakan sakit maka anggota badan yang lain juga akan merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan panas“ (HR. Muslim dari An-Nu’man bin Basyir ra.)

Dan di hadits lain Nabi bersabda:

Artinya: “seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seumpama bangunan yang saling mengokohkan satu dengan yang lain“ (HR. Muslim)

Saat ini ikatan agama telah pudar oleh kepentingan kekuasaan sehingga kewajibanpun telah terlupakan. Kehangatan persaudaraan semakin menipis karena desakan-desakan materialisme ataupun kepentingan primordialisme. Hal ini sering menimbulkan kecemburuan yang sangat potensial untuk mengundang suasana batin yang tidak menunjang tegaknya ukhuwah. Ada beberapa amalan ringan yang dapat meningkatkan kecintaan kita kepada saudara kita demi mempertahankan peran ukhuwah dalam islam, di antaranya dengan:
  1. Mengucapkan salam tiap kali bertemu 
  2. Bermujamalah (berwajah ceria) ketika mendapat nikmat 
  3. Berta’ziah ketika ada yang mendapat musibah
  4. Menjenguk orang sakit 
  5. Mendoakan orang bersin 
  6. Saling memberi hadiah. 
Syarat dan Hak Ukhuwah

  1. Hendaknya bersaudara untuk mencari keridhaan Allah, bukan kepentingan atau berbagai tujuan duniawi. Tujuannya ridha Allah, mengokohkan internal umat Islam, berdiri tegar di hadapan konspirasi pemikiran dan militer yang menghujam agama dan akidah umat. Rasulullah Saw. bersabda, Artinya : "Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya..." (HR. Imam Bukhari). 
  2. Hendaknya saling tolong-menolong dalam keadaan suka dan duka, senang atau tidak, mudah maupun susah. Rasul bersabda, Artinya : "Muslim adalah saudara muslim, ia tidak mendhaliminya dan tidak menghinanya... tidak boleh seorang muslim bermusuhan dengan saudaranya lebih dari tiga hari, di mana yang satu berpaling dari yang lain, dan yang lain juga berpaling darinya. Maka yang terbaik dari mereka adalah yang memulai mengucapkan salam." (HR. Imam Muslim).
  3. Memenuhi hak umum dalam ukhuwah Islamiah. Rasul bersabda, Artinya : "Hak muslim atas muslim lainnya ada enam, yaitu jika berjumpa ia memberi salam, jika bersin ia mendoakannya, jika sakit ia menjenguknya, jika meninggal ia mengikuti jenazahnya, jika bersumpah ia melaksanakannya." (HR. Imam Muslim). 

II.IV Perusak Ukhuwah

Setidaknya ada enam hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah tetap terjaga dan terpelihara sehingga kita bisa tetap menikmati indahnya persaudaraan, yaitu:

  1. Memperolok-olokan baik antar individu maupun antar kelompok, baik dengan kata-kata maupun dengan bahasa isyarat karena hal ini dapat menimbulkan rasa sakit hati, kemarahan dan permusuhan.
  2. Mencaci atau menghina orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan, apalagi bila kalimat penghinaan itu bukan sesuatu yang benar.
  3. Memanggil orang lain dengan panggilan gelar-gelar yang tidak disukai. Kekurangan secara fisik bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk memanggil orang lain dengan keadaan fisiknya itu.
  4. Berburuk sangka merupakan sikap yang bermula dari iri hati (hasad) yang akibatnya akan selalu buruk sangka apabila seseorang mendapatkan kemikmatan atau keberhasilan.
  5. Mencari-cari kesalahan orang lain untuk merendahkannya. Bukannya mencari kesalahn diri sendiri lebih baik agar kita bisan memperbaiki diri dari sebelumnya? 
  6. Bergunjing dengan membicarakan keadaan orang lain yang bila ia ketahui tentu tidak menyukainya, apalagi bila hal itu menyangkut rahasia pribadi seseorang. Manakala kita mengetahui rahasia orang lain yang ia tidak suka apabila ada orang lain yang mengtahuinya, maka menjadi amanah bagi kita untuk tidak membicarakannya. 

BAB III 
PENUTUP 
III.I Kesimpulan
Dari penjelasan singkat di atas dapat kita simpulkan betapa pentingnya ukhuwah dalam mempertahankan dan menyatukan umat islam yang saat ini sudah mulai mengalami disintegrasi yang dilatar belakangi oleh berbagai perbedaan kepentingan terutama dalam dunia politik. Dengan ukhuwah kita bisa merasakan manisnya iman, berada di bawah naungan cinta Allah, dilindungi Arasy Al-Rahman, diampunkan dosa, bersaudara karena Allah adalah amal mulia dan mendekatkan hamba dengan Allah dan menjadi ahli surga di akhirat kelak. Rasulullah Saw. Bersabda: Artinya: ”Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru, ’Berbahagialah kamu, berbahagialah dengan perjalananmu, dan kamu telah mendapatkan salah satu tempat di surga.” (HR. Imam Al-Tirmizi).

DAFTAR PUSTAKA 
http://ekohs.wordpress.com/2009/09/01 /makalah-pai-ukhuwah-islamiyah.html/ http://www.blogger.com/2009/09/01/ukhuwah-islamiah.html/

Tidak ada komentar